BKKBN dengan 8 Fungsi Keluarganya, Denmark Beda Lagi

Di BKKBN kita mengenal 8 fungsi keluarga yang sudah tidak asing lagi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya adalah fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Tidak sampai di sana, BKKBN juga telah menerbitkan modul terkait penerapan-penerapan masing-masing fungsi tersebut demi membentuk karakter positif anak.Dengan semangat untuk saling belajar, kita juga dapat belajar bagaimana negara lain mengupayakan karakter positif kepada anaknya lewat pengasuhan orang tua. 

Sebuah buku berjudul “The Danish Way of Parenting”mengulas bagaimana parenting dari orang-orang Denmark berdasarkan hasil pengalamannya pribadi bersama suaminya yang merupakan orang dan psikoterapis Denmark. Denmark merupakan negara kecil di bagian utara Eropa yang terpilih menjadi orang-orang paling bahagia di dunia oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) sejak 1973.

Buku tersebut memberikan akronim PARENT untuk merangkum cara orang Denmark mengasuh anak-anak mereka.Berikut penjelasannya.

1. Play. 

Memiliki waktu bermain membuat seorang anak menjadi lebih bahagia, mudah beradaptasi, dan tangguh di masa dewasanya. Bagi anak-anak, bermain adalah kegiatan belajarnya yang sesungguhnya. Bermain yang dimaksud bukan bermain biola, olahraga atau apa saja yang dikatakan bermain tetapi ditentukan oleh orang dewasa. Bermain yang dimaksud adalah anak-anak dibiarkan bermain apa pun yang menurutnya menarik, selama mereka menginginkannya–bermain bebas. Bermain bebas akan mengajarkan anak-anak ketangguhan dan meredakan kecemasan karena saat bermain bebas, anak-anak akan belajar menjinakkan dan menguasai stresnya. Hal ini ekan meningkatkan kemampuan adaptasinya dalam kehidupan. 

 Di Denmark, selama anak-anak belum berusia 7 tahun, tidak diperbolehkan sekolah. Di Denmark, para orang tua tidak menekankan pendidikan atau olahraga tertentu. Ornag tua dan guru fokus pada hal-hal seperti sosialisasi, otonomi, keterpaduan, demokrasi, dan harga diri. Selain itu, orang tua Denmark juga percaya bahwa anak-anak bisa melakukan dan mencoba hal-hal baru dan memberi mereka ruang akan membangun kepercayaan anak. Salah satu permainan sederhana  yang mungkin orang tua hebat berikan adalah permainan lego.

2. Authenticity. 

Kejujuran menciptakan citra diri yang lebih kuat. Ada hal menarik dari Denmark dalam karya-karya seninya seperti dunia perfiliman yang mencoba menyajikan ending yang realitis dan menunjukkan kesulitan-kesulitan hidup. Bagi orang Denmark, kenyataan dimulai dengan sebuah pemahaman dari emosi kita sendiri. Orang tua mengajarkan pentingnya mengenali dan menerima perasaan sesungguhnya yang dialami mereka. Mengasuh anak secara natural menjadi langkah pertama dalam membentuk anak-anak yang berani, jujur kepada diri dan ornag lain. Jujur secara emosi artinya tidak mengejar kesempurnaan. Anak dapat melihat bagaimana orang tua mereka marah, senang, frustrasi, puas, sukses dan lainnya. Mengenali dan menerima semua emosi sejak dini, bahkan yang paling sulit sekali pun, membuat anak menjadi lebih mudah mengatur strategi bagi pemecahan masalahnya. 

Selain itu, orang Denmark juga memberikan pujian yang perlu. Alih-alih segera berkata “Wow! Kerja yang bagus! Kamu hebat!”, mereka terlebih dahulu bertanya tentang bagaimana anak melakukannya lalu memberikan pujian untuk meneruskan proses. Pujian tersebut dapat menumbuhkan pola pikir yang terus berkembang dan membuat anak lebih tangguh. Contohnya, “Ibu senang dengan cara kamu menyusun puzzlenya sedikit demi sedkit. Meski kadang kamu kesulitan, kamu tidak menyerah dan kamu bisa menyusunnya”.

3.Reframing. 

Menurut penulis, orang Denmark adalah orang-orang yang cendurung bisa menemukan cara pandang yang lebih positif. Mereka dapat menunjukkan bahwa ada sisi baik di kondisi-kondisi yang cenderung negatif dan memilih fokus  pada hal tersebut, atau disebut dengan optimis realistis. Orang dengan optimis realistis menyaring informasi negatif yang tidak perlu dengan memaknai ulang (reframing) peristiwa. Kemampuan reframing ini akan mengubah otak dalam menginterpretasikan kesakitan, ketakutan, kecemasan dan lainnya sehingga ada  perubahan bahasa yang digunakan. Salah satu penghambat reframing adalah bahasa-bahasa yang mengungkung seperti, “Dia itu susah makan.”, “Dia terlalu sensitif’, “Dia buruk dalam mata pelajaran Matematika” dan lainnya. 

Orang Denmark jarang memakai bahasa yang menghakimi seperti “Kamu seharusnya tidak bagitu”, “Dia memang jahat”, “Jangan menangis”, “Kamu harus bilang kepadanya lain kali”. Mereka biasanya fokus untuk mendukung dan mengarahkan anak-anak memahami alasan emosi dan tindakan anak-anak mereka lalu memandu untuk menemukan sesuatu yang lebih konstruktif, bukan meremehkan dan membatasinya. Mereka selalu berusaha menemukan sisi yang lebih terang pada setiap situasi dengan membantu anak menemukan alur cerita dan mengharapkan anak menemukan solusinya. Selain itu, orang Denmark juga menggunakan humor untuk menerima fakta demi menghilangkan kata-kata negatif yang tidak perlu.

4.Empathy.

Empati memfasilitasi koneksi kepada orang lain. Seorang bayi pertama kali belajar mencocokkan emosi dan suasana hatinya dengan ibunya. Apa yang ibunya rasakan, juga ia rasakan dan tiru. Karena itu, orang tua mempunyai tanggung jawab besar karena mereka adalah contoh utama dalam melakukan empati. Membantu mengembangkan empati anak-anak sejak dini akan membantu mereka menciptakan hubungan yang lebih baik dan lebih peduli pada masa depan. Orang Denmark percaya bahwa peduli kebahagiaan orang lain selalu penting untuk menciptakan kebahagiaan mereka sendiri. Di Denmark ada beberapa program dan alat  dimana anak-anak mengenali dan menghormati emosi-emosi tersebut.

Orang tua Denmark juga memupuk empati anak dengan menunjukkan emosi lain kepada anak-anak. “Dia kelihatannya marah. Menurutmu mengapa dia marah ya?””Kamu lihat Victor menangis, kenapa ya dia menangis?” “Aku lihat kamu sedih. Apa kamu bisa jelaskan mengapa?’Mereka mengajarkan empati dengan tidak menghakimi.

5.No Ultimatums.

 Perlu untuk menghindari penggunaan kuasa dan mengupayakan pola pengasuhan yang lebih demokratis karena akan mendorong terciptanya kepercayaan, ketangguhan, dan anak-anak lebih bahagia. Orang Denmark melihat anak-anak pada hakikatnya adalah baik. Hukuman fisik sejak 1997 sudah ilegal di Denmark. Mereka menggunakan gaya pengasuhan yang sangat demokratis dengan menetapkan aturan dan panduan yang mereka harapkan akan diikuti oleh anak-anak. Mereka menekankan pentingnya menggantikan kemarahan yang berlanjut pada perebutan kuasa dan ultimatum dengan ketegasan dan kebaikan sehingga tercipta atmosfer yang damai dan aman.

6.Togetherness dan Hygge (Kenyamanan). 

Salah satu prediktor teratas dari kesejahteraan dan kualitas kebahagiaan adalah waktu berkualitas dengan teman dan keluarga. Orang Denmark mengenal kata hygge yang digunakan sebagai penggambaran gaya hidup bersantai bersama dengan keluarga dan teman-teman.Budaya hygge ini ada kaitan dengan kesukaan orang Denmark untuk bernyanyi. Bagi mereka, melakukan hygge berarti menikmati momen yang paling penting dan berharga dari hidup-momen bersama anak-anak, keluarga, dan teman-teman, serta menghormatinya sebagai sesuatu yang penting. Dengan terhubung dengan orang lain akan memberikan arti dan tujuan. Konsep hygge adalah mengesampingkan diri demi manfaat keseluruhan. 

Demikian ulasan bukunya, semoga menginspirasi orang tua hebat dalam meningkatkan kualitas pengasuhan kepada anak-anak demi mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Referensi:

Alexander, Jessica Joelle dan Sandahl, Iben Dissing. 2018. The Danish Way of Parenting. B-first. Yogyakarta. 

 

Nurcahaya Sihombing, S.K.M.

PKB Ahli Pertama, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah

___

Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Dimulai dari Keluarga, Bentuk Karakter Positif Anak” yang diselenggarakan oleh  Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).

Bagaimana Reaksi anda Tentang Konten Ini?
+1
2
+1
0
+1
0
Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Newsletter Subscribe

Dapatkan Update Terbaru Kami Melalui Email

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x