Program Konsultasi
Orang Tua Hebat

Ketentuan Konsultasi

Konsultan

dr. Irma Ardiana MAPS

dr. Irma Ardiana MAPS

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, BKKBN

31. Tentang Anak

Tanya Ahli

Dokter Spesialis Anak, Psikolog Anak, Praktisi Anak Usia Dini, dll

primaku

Konsultasi Vaksin

Tanya dokter sekaligus BOOKING vaksinasi anak & dewasa via WA

BKKBN tidak menerima keuntungan dalam bentuk apapun secara komersial dari transaksi Booking Vaksin.

Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia

Konsultasi seputar pengasuhan anak berkebutuhan khusus

Konsultasi Sekarang

Tulis Pertanyaanmu pada kolom diskusi di bawah ini

Subscribe
Notify of
guest
26 Diskusi
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dian
Dian
2 years ago

saya kader bkb mawar di probolinggo, apakah bisa dijelaskan perbedaan bkb biasa dengan bkb hi?

Irma Ardiana
Irma Ardiana
Reply to  Dian
2 years ago

Halo KERABAT
Salam sehat bu Dian, KAder BKB Probolingga

Perbedaan BKB (biasa) dengan BKB HI utamanya pada integrasi pelayanan bu Dian.
Kalau BKB kegiatannya fokus memberikan layanan edukasi/penyuluhan kepada keluarga yang memiliki Anaka Usia Dini (AUD).
BKB HI kegiatannya terintegrasi antara layanan BKB dengan layanan yang diberikan melalui posyandu/PAUD atau layanan sejenis lainnya.

Demikian bu Dian
Terima kasih

Muhammad Rusli
Muhammad Rusli
2 years ago

Assalamalaikum wrwb. Bu Dokter, terkait dengan Gizi, gmn cara menhitung gizi terkait sarapan pagi. setiap anak tentu ada takarannya, juga terkait umur. paling tdk sebagai orang tua harus tau kalori, protein dll. mohon petunjuk

S.A. Nugraheni / didiet
S.A. Nugraheni / didiet
Reply to  Muhammad Rusli
2 years ago

Wa’alaikum salam wr wb .. terimakasih sekali pak Rusli pertanyaannya, untuk sarapan memang kita tidak boleh berlebihan dan juga sebaiknya tidak boleh tidak ada sarapan sama sekali. Intinya untuk anak-anak kita sesuaikan seimbang dengan ukuran lambung dan usianya, kalau anak balita tentunya lebih sedikit porsinya dari anak SD dst. Untuk ukuran zat gizi yang masuk kita memang perlu memberikan jenis makanan yang beragam yang dimana bahan pangannya mengandung karbohidrat (KH) dan lemak sebagai zat tenaga, protein dan lemak sebagai zat pembangun dan vitamin mineral sebagai zat pengatur. Sehingga dalam meneydiakan sarapan anak tidak usah terlalu njlimet ukuran jumlah zat gizinya, karena itu akan membuat putus asa orang tua yang tidak bisa menghitung zat gizi, yang penting ada sumber KH yaitu nasi atau roti atau sagu atau kwetiau dsb sebagai pengganti sumber KH, kemudian ada lauk pauk bisa nabati bisa hewani salah satu seperti tahu, tempe, telur, ikan fillet, atau daging ayam dsb, kemudian sumber vitamin mineral, dari sayur atau buah seadanya. semua makanan tersebut tidak harus mahal, tetapi yang penting ada gabungan dari semuanya, dan tidak harus banyak atau berlebihan, kalau anak sudah merasa cukup dengan porsi yang diberikan dan sudah merasa kenyang berarti lambung sudah penuh, jangan dipaksakan lagi. untuk minum susu atau air putih ataupun jus sebaiknya jangan sebelum makan, karena akan membuat lambung penuh sehingga nafsu makan akan menurun dan anak tidak mau atau tidak selera makan lagi. demikian Bapak, semoga membantu dan dapat diterapkan dengan baik, maturnwn barokalloh .. aamiin YRA .. wass wr wb

Michael
Michael
Reply to  S.A. Nugraheni / didiet
1 year ago

Terimakasih

Endang KOMSATUN
Endang KOMSATUN
2 years ago

Apa ciri khusus anak stunting

Layanan Konsultasi
Program Bina Keluarga Balita dan Anak
Endang KOMSATUN
Endang KOMSATUN
Reply to  Endang KOMSATUN
2 years ago

Saya kader bkb dari desa Tanjung damai,provinsi riau

dr. Irma Ardiana, MAPS
dr. Irma Ardiana, MAPS
Reply to  Endang KOMSATUN
2 years ago

Halo Ibu Endang, Kader BKB Tanjung Damai, Provinsi Riau. 
Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Ciri anak stunting adalah panjang atau tinggi badan berdasarkan umur berada di bawah – 2 SD (Standar Deviasi), agar Ibu Endang melihat di kurva grafik pertumbuhan berdasarkan jenis kelamin yang ada di buku KIA. Anak stunting pada umumnya mengalami gangguan kecerdasan. Yang paling penting bagi kader BKB adalah mendeteksi risiko terjadinya stunting yaitu melalui pengukuran berat badan berdasarkan umur yang tidak sesuai dengan garis normal, bayi yang tidak menerima ASI eksklusif, bayi yang sering demam, bayi dengan riwayat prematur/berat badan lahir rendah (BBLR), anak yang tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, tidak menerima MP ASI sesuai dengan ketentuan di buku KIA, serta bayi yang tinggal bersama keluarga yang tidak memiliki akses air bersih dan jamban. Ibu Endang agar bisa meminta data keluarga berisiko stunting kepada PKB/PLKB setempat untuk Bu Endang dampingi. Salam Berencana itu Keren.

dr. alti-BKKBN Riau
dr. alti-BKKBN Riau
1 year ago

mohon perkenan utk juga melampirkan materi-materi pd setiap keg yang dilaksanakan balnak di web ini…shg sewaktu-waktu diperlukan dpt di download dr web ini..trmksh

Layanan Konsultasi
Program Bina Keluarga Balita dan Anak
Tim PPID Ditbalnak
Reply to  dr. alti-BKKBN Riau
1 year ago

Halo Ibu dr. Alti.

Terima kasih banyak atas masukannya Ibu.
Ibu dapat mengunjungi Menu Program pada Website Orang Tua Hebat (https://www.orangtuahebat.id/program/) untuk menemukan materi dari setiap program/kegiatan pada Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak. Terima kasih.

Salam Berencana Itu Keren!

Reski Yulianti
Reski Yulianti
1 year ago

Bagaimana cara menghadapi di masyarakat atau di desa yang tidak mau dikatakan anaknya stunting? 

Layanan Konsultasi
Program Bina Keluarga Balita dan Anak
Irma
Irma
Reply to  Reski Yulianti
1 year ago

Yth Reski Yulianti,

Betul sekali apa yang menjadi perhatian Bu Reski. Beberapa daerah juga mengeluhkan hal yang sama. Untuk itu kita perlu menjaga agar tidak terjadi stigma terhadap keluarga dari anak stunting. Mereka harus tetap dirangkul dalam program. Bahasa ‘stunting’ agar tidak digunakan untuk memberikan label anak atau perlu kehati-hatian dari para petugas dan kader. Yang terpenting adalah edukasi dan upaya pencegahan anak agar terhindari dari risiko stunting.

Demikian bu Reski.

Terima kasih

Dewi Pusparini
Dewi Pusparini
1 year ago

Bagaimana cara memberikan dukungan dan mengatasi hambatan untuk mencegah dan menangani anak stunting? Berapa jarak ideal antar kehamilan yang direkomendasikan BKKBN untuk membantu pencegahan stunting? Bagaimana peran orang tua dalam mengenali dan mencegah terjadinya stunting pada anak? 

Layanan Konsultasi
Gizi dan Kesehatan Anak
Tim PPID Ditbalnak
Reply to  Dewi Pusparini
1 year ago

Halo Kak Dwi Andhika

Terima kasih atas pertanyaan yah!

Mencegah dan menangani stunting membutuhkan dukungan multisektor. Dukungan utama dapat dilakukan dengan memastikan ibu hamil mendapat gizi cukup, pemeriksaan kehamilan rutin, dan suplementasi seperti tablet tambah darah (TTD). Setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan dan MPASI bergizi seimbang sangat penting. Hambatan seperti rendahnya pengetahuan gizi dan akses layanan kesehatan dapat diatasi melalui edukasi, peningkatan peran kader posyandu, dan bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH).

BKKBN merekomendasikan jarak ideal antar kehamilan minimal 3 tahun untuk mencegah stunting. Hal ini memberikan waktu bagi ibu untuk memulihkan kesehatan dan memastikan anak sebelumnya mendapatkan perhatian penuh, terutama pada periode kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Jarak yang terlalu dekat meningkatkan risiko kekurangan gizi pada ibu dan anak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya stunting.

Orang tua berperan penting dalam mengenali dan mencegah stunting. Pemantauan rutin di posyandu untuk mengukur tinggi dan berat badan anak harus dilakukan secara konsisten. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memenuhi imunisasi anak. Selain itu, stimulasi perkembangan seperti bermain dan berinteraksi secara verbal juga mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Nah orang tua juga belajar di kelas BKB, orang tua akan mendapatkan edukasi mengenai pola asuh yang tepat, pemberian makanan bergizi, serta cara memantau tumbuh kembang anak.

Semoga jawaban ini membantu yah.
Ayo Jadi Orang Tua Hebat!
Salam Berencana Itu Keren

Dwi Andhika
Dwi Andhika
1 year ago

Apa faktor ibu yang berkontribusi terjadinya stunting pada anak?Apakah ada korelasi antara stunting dan perkembangan kognitif anak?Apakah stunting mempengaruhi perkembangan kognitif anak?  

Layanan Konsultasi
Gizi dan Kesehatan Anak
Tim PPID Ditbalnak
Reply to  Dwi Andhika
1 year ago

Halo Kak Dwi Andhika

Terima kasih atas pertanyaan yah!

1. Faktor Ibu yang Berkontribusi terhadap Stunting pada Anak

– Status Gizi Ibu Saat Kehamilan: Ibu yang kekurangan gizi saat hamil meningkatkan risiko anak lahir dengan berat badan rendah, yang berisiko menjadi stunting.
– Kesehatan Ibu: Adanya penyakit menular seperti anemia, infeksi, atau penyakit kronis pada ibu selama kehamilan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan janin.
– Usia Ibu Saat Melahirkan: Usia terlalu muda (<20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun) meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan bayi stunting.
– Pola Konsumsi dan Pengetahuan Gizi: Ibu yang kurang memahami pentingnya konsumsi makanan bergizi selama masa kehamilan dan menyusui dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.
– Perawatan Anak: Kurangnya ASI eksklusif dan pengenalan MPASI yang tidak sesuai kebutuhan gizi anak juga berkaitan dengan stunting.

2. Korelasi antara Stunting dan Perkembangan Kognitif Anak

Ada korelasi yang signifikan antara stunting dan perkembangan kognitif anak. Beberapa studi menunjukkan:
– Gangguan Perkembangan Otak: Stunting memengaruhi perkembangan otak karena kekurangan nutrisi, seperti protein, zat besi, yodium, dan asam lemak omega-3, selama periode kritis tumbuh kembang otak.
– Fungsi Kognitif Lebih Rendah: Anak yang stunting cenderung memiliki kemampuan memori, perhatian, dan bahasa yang lebih rendah dibandingkan anak dengan pertumbuhan normal.
– Prestasi Akademik: Anak stunting lebih berisiko mengalami kesulitan belajar di sekolah, yang memengaruhi pencapaian akademik jangka panjang.

3. Apakah Stunting Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak?

Ya, stunting secara langsung memengaruhi perkembangan kognitif anak. Berikut penjelasannya:
– Efek Jangka Pendek: Anak stunting sering kali mengalami keterlambatan bicara, berkurangnya kemampuan berinteraksi sosial, dan keterbatasan eksplorasi lingkungan.
– Efek Jangka Panjang: Penurunan kemampuan kognitif akibat stunting dapat berdampak pada kualitas hidup di masa dewasa, termasuk kemampuan bekerja dan pendapatan ekonomi.
– Masa Kritis: Dampak stunting pada perkembangan kognitif sering kali tidak dapat sepenuhnya diperbaiki jika terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan (periode kehamilan hingga anak usia dua tahun).

Untuk mengatasi stunting dan dampaknya, diperlukan intervensi multidimensi, seperti edukasi gizi, peningkatan akses layanan kesehatan, dan program pemberdayaan ibu dan keluarga.

Semoga jawaban ini membantu yah.
Ayo Jadi Orang Tua Hebat!
Salam Berencana Itu Keren

Titi Mastarida Natalina
Titi Mastarida Natalina
1 year ago

Apakah memang benar faktor genetik hanya 10% penyumbang stunting?

Layanan Konsultasi
Gizi dan Kesehatan Anak
Yayuk
Yayuk
1 year ago

Bagaimana mempersiapkan diri sebagai kader grand parenting agar mempunyai anak-mantu yang bisa menjadi orang tua hebat ?

Layanan Konsultasi
Pengasuhan Balita dan Anak
Irma
Irma
Reply to  Yayuk
1 year ago

Halo bu Yayuk,

Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk mempersiapkan diri menjadi kakek/nenek yang hebat dalam mengasuh cucu-cucunya, maka perlu ada pemahaman bahwa:

  1. perlu waktu untuk terbiasa karena perilaku anak-anak, pengetahuan dan bahasa mereka serta teknologi yang digunakan berbeda
  2. terbuka dengan ide-ide baru, memperbaharui pengetahuan dan pemahaman tentang dunia pengasuhan
  3. mau menjadi penyimak yang baik
  4. sampaikan waktu kapan kakek/nenek dapat beinteraksi dengan cucu

Ingat bahwa kakek/nenek hanya membantu tugas orang tua. Namun pada kondisi tertentu peran kakek/nenek bisa menggantikan orang tua. Perlu ada diskusi dengan orang tua kesepakatan pengasuhan yang dilakukan oleh kakek/nenek.

Demikian beberapa tips menjadi grand parenting HEBAT!

Terima kasih.

mutmainnah razak
mutmainnah razak
1 year ago

saya penyuluh kb dari kota ternate provinsi maluku utara,,saya kan ikut kegiatan belajar mandiri bkb emas dari pertemuan 1 sampai 6, pretest post test dan evaluasi sudah ikuti dan lengkapi,,namun saat masuk di menu sertifikat belajar mandiri saya ndak bisa unduh sertifikat karena tertulis data tidak ditemukan,,mohon petunjuk terkait hal ini..terimakasih

Layanan Konsultasi
Program Bina Keluarga Balita dan Anak
Tim PPID Ditbalnak
Reply to  mutmainnah razak
1 year ago

Halo Ibu Mutmainnah Razak

Terima kasih atas pertanyaannya Ibu dan telah turut berpartisipasi aktif mengikuti SIBIMA Kelas BKB EMAS. Sertifikat diperbarui secara berkala oleh Admin Ibu, silahkan dicek kembali pada SIBIMA Kelas BKB EMAS dan masukkan alamat email yang digunakan saat registrasi untuk mengakses Sertifikat. Terima kasih.
Salam Berencana Itu Keren!

Dwi setiani
Dwi setiani
1 year ago

Ijin bertanya Dok, dok masa golden age anak kan sampai 2 tahun dok.pertanyaan saya bagaimana dok anak saya sekarang 2 tahun lebih dan karena ada flek diparu sehingga pertumbuhannya terganggu dok.mohon solusinyan dok untuk memperbaiki dan mempercepat pertumbuhannya? selain saya sedang pengobatan rutin fleknya.dan apakah jika sudah lewat dua tahun berat badan dan tinggi badan masih dibawah standard (pita kuning)apakah akan mempengaruhi perkembangannya selanjutnya dok?
Terima kasih.

Layanan Konsultasi
Gizi dan Kesehatan Anak
DESY NORMA ALVIONITA
DESY NORMA ALVIONITA
6 months ago

Dok inikan ada program pembekalan untuk orang tua hebat. Apakah di setiap daerah beda-beda prosedur pelaksanaanya? Ada yang melaksanakan sampai pemberian materi untuk orang tua ada juga yg sekedar dikumpulkan difoto tanpa materi. Sebagai ibu Newborn kegiatan orang tua hebat ini pastinya akan sangat membantu untuk memberikan pola asuh yg tepat serta pemahaman gizi seimbang untuk balita.

Layanan Konsultasi
Program Bina Keluarga Balita dan Anak
Last edited 6 months ago by DESY NORMA ALVIONITA
suci
suci
5 months ago

Assalamualaikum wr wb, selamat pagi ibu

izin ibu, bertanya terkait program BKB, adakah atau apakah akan ada program BKB khusus untuk anak berkebutuhan khusus (Difabel), karena beberapa orang tua saat kegiatan Kerabat online bertanya bagaima cara pengasuhan/parenting untuk anak berkebutuhan khusus,disamping orang tua butuh penerimaan diri untuk menjadi org tua dari anak berkebutuhan khusus, serta perkembangan anak berkebutuhan khusus juga tidak bisa di assess melalui KKA

Layanan Konsultasi
Program Bina Keluarga Balita dan Anak
Maah
Maah
3 months ago

Assamualsikum Bu dokter ingin bertanya masalah imunisasi dpt bagaimana caranya supaya imunisasi dpt tidak panas .di posyandu saya kalau udah imunisasi dpt pada ga mau karna panas .sudah di kasih penyuluhan Han juga kata nya panas Bu kader

Layanan Konsultasi
Gizi dan Kesehatan Anak
DIDIN PAHRUDIN
DIDIN PAHRUDIN
18 days ago

people laiwith get along deself datrustLess Nalu minder wg cell Yes Bedmother Child

Layanan Konsultasi
Pengasuhan Balita dan Anak
26
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x