Semua orang tua pasti menginginkan anak yang tumbuh sehat dan cerdas. Masih banyak yang berpikir untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan biaya yang besar. Bahkan seringkali kemiskinan dijadikan kambing hitam jika pertumbuhan dan perkembangan anak tidak sesuai harapan. Pemerintah sampai saat ini terus berusaha mewujudkan generasi sehat dan cerdas melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pemberian imunisasi pada bayi dan anak. Bagaimana Program PHBS dan Imunisasi mewujudkan hal tersebut? Mari kita berkenalan dengan Program PHBS dan Imunisasi.
Berkenalan dengan PHBS
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Terdapat Sepuluh indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah mempraktikkan PBHS atau belum. Sepuluh indikator terbaru PHBS ditetapkan oleh Pusat Promosi Kementerian Kesehatan pada tahun 2011. Kesepuluh indikator tersebut adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, memberi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.
- Mengapa persalinan harus ditolong tenaga Kesehatan di fasilitas kesehatan?
Pada saat melahirkan seorang ibu harus ditolong oleh tenaga kesehatan karena tenaga kesehatan merupakan orang yang memiliki keahlian dalam membantu persalinan. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan juga menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi. Apabila terjadi kelainan pada saat persalinan yang terjadi pada ibu atau bayi, hal tersebut juga dapat segera di identifikasi dan dirujuk ke puskesmas dan rumah sakit.
- Pentingnya ASI eksklusif untuk pertumbuhan bayi yang sehat
Selanjutnya, pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Pemberian ASI eksklusif (memberikan ASI saja pada bayi hingga berumur 6 bulan) menunjang pertumbuhan otak dan juga fisik bayi. ASI eksklusif juga meningkatkan ketahanan tubuh bayi yang dapat mencegah bayi terserang berbagai penyakit.
- Penimbangan Balita setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya
Penimbangan balita setiap bulan dapat memberikan gambaran mengenai pertumbuhan balita. Pada saat penimbangan, orang tua akan mengetahui status gizi balita dengan melihat kurva pertumbuhan balita. Hal ini juga memudahkan pemantauan kesehatan balita oleh petugas kesehatan.
- Selalu gunakanlah air bersih
Air yang kita gunakan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi dan lainnya harus dalam keadaan bersih sehingga kita dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan karena kualitas air buruk. Dengan menggunakan air bersih kita dapat terhindar dari penyakit seperti diare, kolera, disentri, tipes, cacingan, penyakit kulit hingga keracunan.
- Mencuci tangan memakai air bersih dan sabun
Ayah dan Bunda juga harus membiasakan bayi dan anak untuk mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir menggunakan sabun. Sabun dapat membersihkan kotoran dan merontokkan kuman. Mencuci tangan dengan air saja tidak akan mampu merontokkan kuman. Seringkali kita merasa tangan kita bersih karena kuman tidak terlihat secara kasat mata.
- Menggunakan jamban sehat
Buang Air Besar (BAB) tidak di jamban sehat dapat memicu wabah penyakit. Feses atau tinja manusia mengandung bakteri yang dapat menyebabkan diare, tyfus, dysentri hingga kolera. Feses yang dibuang sembarangan dapat mencemari air dan lingkungan. Air yang terkontaminasi bakteri dari feses tersebut apabila digunakan untuk mandi dan mencuci atau untuk air minum, akan menyebabkan penyakit. Selain itu, feses juga mungkin mengandung cacing, seperti cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang hingga cacing keremi.
- Memberantas jentik nyamuk
Tahukah Ayah dan Bunda bahwasanya gigitan nyamuk dapat menyebabkan panyakit malaria, demam berdarah, demam chikungunya dan kaki gajah. Untuk menghindari hal ini, Ayah dan Bunda harus memutus daur hidup nyamuk. Bagaimana caranya? Ayah dan Bunda bisa menutup rapat semua tempat penampungan air dan mengubur semua benda yang dapat digenangi air. Selanjutnya menabur abate ke dalam penampungan air.
- Mengkonsumsi Buah dan Sayur setiap hari
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat bergantung pada kualitas makanan dan lingkungan tempat tinggalnya. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) maupun makanan yang sama dengan menu keluarga pada bayi harus memenuhi pedoman isi piringku (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan) agar mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan.
- Melakukan aktifitas fisik untuk merangsang pertumbuhan fisik
Agar tubuh selalu bugar, Ayah dan Bunda juga perlu membiasakan kegiatan fisik setiap hari. Kegiatan fisik juga dapat merangsang perkembangan motorik bayi dan anak serta mampu mendorong pertumbuhan dan pembentukan tulang.
- Sayangi anak, jangan merokok!
Paparan asap rokok bagi ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome/SIDS), bayi lahir dengan berat rendah, dan bayi lahir prematur. Karena itulah merokok didalam rumah sangat membahayakan.
Nah, penting sekali ya Ayah dan Bunda menerapkan PHBS di rumah. Anak kita butuh lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang optimal. Dan tentu saja, pemerintah juga telah menyiapkan program yang melindungi bayi dari dalam tubuhnya. Program tersebut adalah wujud cinta kita pada bayi sejak lahir dengan memberikan dukungan pada pembentukan daya tahan tubuhnya. Ayo Ayah dan Bunda, kita pahami Program imunisasi dasar lengkap dan lanjutan bagi anak kita.
Berkenalan dengan Imunisasi Dasar Lengkap dan Lanjutan
Bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna saat lahir. Mereka sangat rentan terserang penyakit. Untuk itu, pemerintah mewajibkan pemberian imunisasi dasar lengkap dan Imunisasi lanjutan, dengan salah satu tujuannya yaitu untuk mencegah Stunting sejak dini dari bayi baru lahir sampai dibawah 2 tahun. Imunisasi adalah cara yang paling ampuh untuk mencegah beberapa penyakit berbahaya. Imunisasi merangsang kekebalan tubuh bayi sehingga pada saat penyakit tersebut menyerang, daya tahan tubuh bayi telah terlatih untuk melindungi bayi kita. Imunisasi dasar dan lanjutan ini diberikan secara gratis pada saat posyandu atau di puskesmas.
Terdapat lima imunisasi dasar lengkap yang harus diberikan sebelum bayi berusia 1 Tahun (usia 0-11 Bulan).
- Usia 1 bulan: BCG Polio 1 (mencegah penularan Tuberculosis dan Polio)
- Usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1 Polio 2 (mencegah Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, hepatitis B, Meningitis dan Pnemonia)
- Usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2 Polio 3
- Usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3 Polio 4
- Usia 9 Campak (mencegah Campak)
Selain itu terdapat 2 Imunisasi lanjutan bagi Baduta (bayi dibawah dua tahun).
- Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, diberikan pada bayi usia 18 bulan
- Imunisasi Campak Rubela 1 dosis, diberikan pada bayi usia 18 bulan
Imunisasi HB adalah vaksin Hepatitis B yang diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B, yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guerin) adalah vaksin untuk tuberkulosis yang dibuat dari baksil tuberkulosis yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin BCG ini bermanfaat untuk mengurangi hingga mencegah risiko terjangkit kuman penyebab tuborkulosis hingga 70%. Imunisasi Polio tetes diberikan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik akan diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna. Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella. Vaksin DPT-HB-Hib diberikan guna mencegah 6 penyakit yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan oleh infeksi kuman Hib.
Hubungan PHBS dan Imunisasi dengan Stunting
Ayah dan Bunda tahukah anda bahawasanya dari sejumlah studi yang telah dipublikasikan, salah satunya terbaru yang dilakukan oleh Nusantara Hasana Journal tahun 2021 pada jurnal Kesehatan Masyarakat, menyebutkan bahwa keluarga yang tidak melakukan PHBS dengan tepat akan berisiko 2 kali mengalami kasus Stunting pada anak dibandingkan dengan keluarga yang menerapkan PHBS. Dengan melakukan PHBS dengan tepat akan mengoptimalkan pertumbuhan anak sesuai dengan usianya.
Sementara itu Universitas Airlangga pada jurnal epidemiologi tahun 2020, menyebutkan bahwa Anak dengan status imunisasi belum tuntas 1,78 kali lebih berisiko untuk mengalami Stunting dibandingkan anak dengan status imunisasi lengkap. Vaksinasi berperan dalam menurunkan angka kematian anak dan anak yang mendapat vaksinasi memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami Stunting. Vaksinasi yang dilakukan tepat waktu dapat mengurangi kemungkinan Stunting pada anak-anak, sementara vaksinasi yang tertunda dapat meningkatkan kemungkinan Stunting.
Semoga semua Keluarga di Indonesia dapat menerapkan PHBS serta menyayangi bayi dan anak dengan memberikan mereka perlindungan diri melalui imunisasi. Jika anak kita sakit maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hidup sehat adalah pilihan. Kemiskinan bukanlah penghalang kita untuk dapat berperilaku sehat. Ayo Ayah dan Bunda, dukung upaya Pemerintah untuk melakukan percepatan penurunan angka Stunting dan wujudkan generasi emas 2045 dengan menerapkan PHBS yang sesuai dan jangan lupa pergi ke Posyandu atau Puskesmas untuk memberi Imunisasi ke buah hati kita.
Referensi:
Kementerian Kesehatan RI (2011). Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.
https://promkes.kemkes.go.id/phbs diakses pada tanggal 14 Mei 2023.
Aisah Handika & Siti Rohmani (2022). The Relationship of PHBS and Exclusive Breast Milk with Stunting Events in Children in The Work Area of Kedaung Barat Puskesmas Tanggerang Regency 2021. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2 No. 2.
Fajariyah, R., & Hidajah, A. (2020). Correlation Between Immuniztion Status and Mother’s Height, And Stunting In Children 2–5 Years In Indonesia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 8(1), 89-96. doi:http://dx.doi.org/10.20473/jbe.V8I12020.89-96.
Profil Penulis,
Nofi Arianto, S.Pd
Penyuluh Keluarga Berencana
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “PHBS dan IMUNISASI” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).
Bahasa nya lugas, mudah dipahami. Sangat bermanfaat bagi ibu yang jarang terpapar informasi karena bekerja.