Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama >2 tahun sejak awal tahun 2020, dan sekarang kita sudah menuju ke masa endemic. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perusahaan bangkrut. Upaya yang banyak dilakukan perusahan adalah menerapkan work from home pada pekerjanya. Berdasarkan hasil survei dari CORE (Center Of Reform on Economics) sebanyak 9,35 juta karyawan yang dirumahkan, hal ini menyebabkan banyak keluarga yang mengalami penurunan ekonomi. Keluarga yang sedang mengalami masalah perekonomian akan berdampak pada anak.
Dampak pandemi tidak hanya terjadi pada aspek sosial ekonomi masyarakat, namun juga kesehatan balita, salah satunya adalah risiko stunting. Masa pandemi Covid-19, telah mengancam perkembangan mental, moral dan sosial kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak, sekaligus menempatkan perempuan dan anak dalam posisi rentan terhadap kemungkinan KDRT, penelantaran anak, perlakuan dan pola asuh salah, stigmatisasi, dan bahkan perdagangan orang.
Fokus pemerintah dalam penanganan stunting antara lain melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan memiliki kontribusi sekitar 30% dalam pencegahan stunting. Sementara intervensi melalui gizi sensitif dilakukan melalui masyarakat umum, termasuk keluarga. Dampak intervensi ini lebih bersifat jangka panjang, dan memiliki kontribusi 70% dalam upaya pencegahan stunting. pencegahan stunting penting dilakukan pada masa emas, yaitu 1000 pertama kehidupan. Meliputi masa anak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Peran keluarga pun sangat penting di fase ini. “Ini adalah fase periode kritis bagaimana kedepannya anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas, dan optimal,”
Setiap manusia memiliki hak atas standar hidup yang layak, tidak terkecuali bagi seorang anak. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-hak Anak menegaskan bahwa setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan dukungan yang memadai untuk perkembangan mereka dalam hal aspek fisik, moral, mental, sosial dan spiritual.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tumbuh dan kembang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan.
Masa 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas dan juga masa – masa yang rentan bagi pertumbuhan anak yang terhitung sejak dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Titik kritis yang harus diperhatikan selama periode 1000 hari pertama kehidupan yaitu, periode dalam kandungan 280 hari, usia 0-6 bulan 180 hari, usia 6-8 bulan 60 hari, usia 8-12 bulan 120 hari, dan usia 12-24 bulan 360 hari. Pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Periode ini penting karena kurang gizi pada periode emas tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. Salah satunya untuk meningkatkan gizi anak adalah dari unsur protein dan konsumsi ikan sangat penting karena kaya akan asam lemak omega-3 yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan otak.
Nah, disini saya ingin berbagi cerita tentang sebuah desa di dekat tempat tinggal saya, sebuah desa yang saya beri nama KAMPUNG BESTI (Kampung Bebas Stunting) yang telah berhasil mendukung dalam upaya program pencegahan stunting di masa endemic covid19 dengan programnya yaitu Budidaya lele dengan memanfaatkan lahan pertenian yang terbengkalai, melalui program usahanya antara lain yaitu OMA CANTIK (Olahan Menarik Atasi & Cegah Anak dari Stunting & Kebodohan) serta TALENTA(Tabungan Lele Nusantara).
Siapa yang tidak kenal dengan ikan lele? ikan lele selain murah, memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh kita yang mengkonsumsinya. Ikan yang terkenal dengan kandungan omega-3 dan omega-6 adalah ikan-ikan ‘mahal’ seperti salmon, makerel, ikan kod dan sebagainya. Kedua nutrisi tersebut memang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan otak. Selain itu, ikan lele mengandung vitamin B12 yang cukup memenuhi hampir 40% kebutuhan vitamin B 12 tubuh. Ikan lele juga mengandung 15,6 gram protein yang akan memenuhi semua kebutuhan asam amino yang dibutuhkan tubuh.
Selain kandungan nutrisi yang banyak, ikan lele juga rendah merkuri (mengingat tingkat merkuri dapat membahayakan janin). Tak heran jika ikan lele dianjurkan untuk ibu hamil, karena dapat meminimalisir gagal tumbuh pada janin atau risiko penyakit berbahaya lainnya seperti stunting misalnya. Membudayakan makan ikan sebagai alternatif pengganti daging sapi dan ayam yang harganya selalu naik juga baik. Kalian juga bisa mencoba berkreasi dengan hidangan nusantara lainnya dengan menggunakan bahan dasar ikan lele ini.
Usaha yang telah dilakukan warga sekitar melalui program usaha OMA CANTIK (Olahan Menarik Atasi & Cegah Anak dari Stunting & Kebodohan) yaitu antara lain membuat berbagai macam modifikasi makanan dari bahan lele, seperti: keripik lele, nuget lele, baso lele, abon lele, roti lele, dll yang telah berhasil dipasarkan lewat online oleh berbagai pemuda disana. Mereka juga memiliki program usaha TALENTA (Tabungan Lele Nusantara) yaitu setiap panen lele mereka diwajibkan menyisihkan sedikit uang hasil panennya yg akan ditabung oleh bendahara kepala desa & uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan mendadak/mendesak, seperti: untuk persiapan persalinan ibu hamil, sumbangan kematian, biaya sekolah, dll.
KAMPUNG BESTI sebelumnya adalah sebuah desa pertanian yang tandus, kurang subur dan terbengkalai, sehingga banyak pengangguran, ibu hamil kek dan balita gizi kurus disana., Namun sejak salah seorang warga pendatang yang memanfaatkan lahan terbengkalai tersebut menjadi Budidaya lele, akhirnya sekarang semua warga mengikuti usahanya & berhasil membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, juga membuat balita nya terhindar dari gizi kurang/pun bumil yang kurang gizi sudah tidak ada lagi, sehingga desa tersebut kini layak dinamakan KAMPUNG BESTI (Kampung Bebas Stunting).
So, Jangan putus asa di masa endemic covid19 ini ya besti!, yakinlah usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Profil Penulis
Nunung Anggraini, SST, Bd
Bidan Puskesmas Kelurahan Semanan
DKI Jakarta
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Penelantaran Anak dan Stunting” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).