Jangan Anggap Remeh !!! Pentingnya PHBS dan Imunisasi


               Dokumentasi Oleh Balai Penyuluh KB Kec. Sukadana Kab. Kayong Utara

Saat imunisasi, anak akan diberikan vaksin untuk membantu mencegah atau menurunkan risiko infeksi atau pada penyakit tertentu sehingga akan meminimalisir angka kejadian kesakitan dan komplikasi.

Bahaya Tidak Diberikannya Imunisasi Lengkap

Mengabaikan pemberian imunisasi dapat membahayakan kesehatan anak. Saat ini, banyak sekali bakteri dan virus berbahaya yang dapat mengintai kesehatan si kecil, mulai dari penyakit flu ringan hingga penyakit berbahaya seperti meningitis dan pneumonia. Dengan memberikan imunisasi, berarti Anda sudah menjauhkan anak terhadap risiko berbagai penyakit berbahaya.

Hanya saja, masih banyak orang tua yang enggan memberikan vaksin pada anaknya karena berbagai alasan, mulai dari jaminan kehalalan, sampai efek samping pasca pemberian imunisasi. Efek samping yang ditimbulkan setelah imunisasi, umumnya adalah rewel dan demam. Hal tersebut merupakan hal yang sangat wajar. Orang tua dapat menanyakan tentang cara mengatasi efek samping akibat vaksin tersebut kepada petugas medis yang memberikan vaksin,

Manfaat Imunisasi Untuk Anak

Manfaat imunisasi bagi bayi sangat bagus untuk menghindari penyakit infeksi berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga si bayi bisa tumbuh sehat.

Selain itu manfaat imunisasi bisa menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan, hilangnya nyawa seseorang yang disebabkan oleh penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga anak dapat tumbuh sehat dan cerdas.

Untuk mencegah kemunPenerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sudah seharusnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Meski terkesan sederhana, pada kenyataannya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan pentingnya PHBS bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat umum. PHBS pada dasarnya ada tiga yaitu PHBS di Sekolah, PHBS di Rumah Tangga, dan PHBS di Tempat Kerja

Tatanan PHBS Rumah Tangga

Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS di Rumah Tangga yang bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.

Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :

  • Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.

  1. Pemberian ASI eksklusif

Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.

  • Menimbang bayi dan balita secara berkala

Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.

  • Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.

  • Menggunakan air bersih

Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.

  1. Menggunakan jamban sehat

Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.

  1. Memberantas jentik nyamuk

Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.

  1. Konsumsi buah dan sayur

Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.

  1. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.

  • Tidak merokok di dalam rumah

Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

Dalam tatanan rumah tangga, PHBS juga mencakup pemberian ASI eksklusif, melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan (bidan atau dokter), menjalani imunisasi sesuai jadwal, serta memeriksakan tumbuh kembang bayi dan anak di klinik, puskesmas, atau posyandu secara rutin hingga anak berusia 6 tahun.

Manfaat PHBS Dalam Rumah Tangga

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.

Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.

Imunisasi pada bayi dan anak memiliki manfaat yang sangat besar. Imunisasi merupakan suatu upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi. Program imunisasi merupakan langkah untuk mencegah penyakit menular dengan cara memberikan vaksin pada seseorang sehingga tubuhnya resisten terhadap penyakit tertentu.

Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit.

Pemberian imunisasi pada bayi menjadi hal yang penting, sebab tubuh bayi memiliki tingkat imunitas yang rendah sehingga harus segera mendapatkan perlindungan dari infeksi penyakit menular. Imunisasi penting dan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, termasuk saat anak baru lahir. 

Kemunggkinan si bayi terserang berbagai penyakit, maka orang tua wajib memberikan imunisasi kepada buah hatinya itu.


                      Dokumentasi Oleh Balai Penyuluh KB Kec. Sukadana Kab. Kayong Utara

Jadwal Imunisasi Lengkap

Adapun jenis imunisasi rutin lengkap terdiri dari ;

  1. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Usia 0-11 bulan :

HB0 1 dosis

BCG 1 dosis

DPT-HB-Hib 3 dosis

Polio tetes (OPV) 4 dosis

Polio suntik (IPV) 1 dosis

Campak Rubela 1 dosis

2.Imunisasi Lanjutan Baduta pd anak usia 18-24 bulan :

DPT-HB-Hib 1 dosis

Campak Rubela 1 dosis

  1. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar/sederajat pd Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

Campak Rubela dan DT pd anak kls 1

Td pada anak kls 2 dan 5

Berdasarkan anjuran IDAI terbaru, berikut daftar urutan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0—9 bulan.

  • Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam): imunisasi hepatitis B (HB-1).
  • Usia 0—1 bulan: Polio 0 dan BCG.
  • Usia 2 bulan: DP-HiB 1, polio 1, hepatitis B 2, rotavirus, PCV.
  • Usia 3 bulan: DPT-HiB 2, polio 2, hepatitis B 3.
  • Usia 4 bulan: DPT-HiB 3, polio 3 (IPV atau polio suntik), hepatitis B 4, dan rotavirus 2
  • Usia 6 bulan: PCV 3, influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen).
  • Umur 9 bulan: Campak atau MR dan japanese encephalitis 1.

Imunisasi Kejar Pada Anak

Imunisasi dasar untuk anak usia 0-2 tahun sangat penting bagi kesehatan , agar anak-anak terhindar dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada kenyataannya di masyarakat masih sering dijumpai anak yang belum atau terlambat mendapatkan imunisasi. Pada dasarnya, imunisasi perlu diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Namun, banyak kondisi yang menyebabkan anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Beberapa anak sudah divaksin tetapi serial imunisasinya terputus. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan untuk melanjutkan atau mengejar imunisasi.

Imunisasi yang telah diberikan sebelumnya tentu sudah menghasilkan antibodi, meskipun kadarnya belum optimal atau mencapai kadar proteksi.

Oleh karena itu, jika anak belum atau terlambat mendapatkan imunisasi, sebaiknya imunisasi harus secepatnya dilengkapi atau dikejar (catch-up immunization).

Sebelum melakukan imunisasi kejar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Orang tua sebaiknya membawa buku catatan imunisasi sebelumnya untuk melihat riwayat imunisasi anak.
  2. Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, tenaga kesehatan harus memastikan bahwa kondisi anak sehat, tidak sedang dalam kondisi sakit berat dan tidak memiliki riwayat alergi berat.
  3. Apabila didapatkan pasien dengan kondisi sakit sedang hingga berat, memiliki riwayat alergi, menderita gangguan pembekuan darah atau dalam kondisi imunokompromais, sebaiknya pasien berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak.
  4. Sakit ringan dan demam bukan alasan untuk menunda imunisasi.

Hal yang perlu diingat adalah terlambatnya imunisasi tidak menjadi halangan untuk melanjutkan imunisasi.

Imunisasi kejar penting diberikan kepada anak-anak dengan serial imunisasi yang terputus atau belum mendapat imunisasi sama sekali.

Hal ini bertujuan untuk mencapai kadar proteksi individu terhadap penyakit menular, sehingga dapat menekan kejadian berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Bagaimana Ayah Bunda? Sudahkah Ayah Bunda memberi imunisasi kepada buah hatinya. Jika ada imunisasi yang tertinggal, yuk segera dikejar. Lebih baik sedikit terlambat daripada tidak sama sekali.

Profil Penulis,

Nurul Fildzah Junaedi
Penyuluh Keluarga Berencana Kec. Sukadana Kab. Kayong Utara      
Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat

___

Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “PHBS dan IMUNISASI” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).

Bagaimana Reaksi anda Tentang Konten Ini?
+1
4
+1
1
+1
0
Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Newsletter Subscribe

Dapatkan Update Terbaru Kami Melalui Email

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x