Memiliki keluarga yang sehat dan sejahtera adalah dambaan setiap orang. Untuk mewujudkan hal tersebut, orang tua harus waspada terhadap beragam penyakit yang dapat mengintai si kecil yang masih belum sempurna sistem imunnya. Imunitas atau daya tahan tubuh merupakan bekal anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kegagalan tumbuh kembang pada anak dapat mengakibatkan stunting. Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan (tubuh dan otak) pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Hal tersebut mengakibatkan anak lebih pendek dari anak normal seusianya, memiliki keterlambatan dalam berpikir, keterbelakangan mental dan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit kronis.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Angka tersebut masih belum mencapai standar WHO (< 20%) dan target penurunan stunting tahun 2024 yaitu menjadi 14%.
Mengutip dari situs adoption nutrition, stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut:
- Kurang gizi kronis dalam waktu lama
- Retardasi pertumbuhan intrauterine
- Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
- Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
- Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Menilik faktor-faktor peyebab stunting di atas, sejatinyaimuni
Orang tua menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya preventif agar anak tidak mudah sakit dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak, indikator PHBS lain yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan imunisasi lengkap sesuai jadwal.
Mengutip dari situs lifestyle kompas, imunisasi adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. WHO menyebut imunisasi sebagai proses yang membuat seseorang menjadi kebal atau resisten terhadap penyakit menular. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fajariyah dan Hidajah, anak dengan status imunisasi belum tuntas 1,78 kali beresiko untuk mengalami stunting dibandingkan anak dengan imunisasi lengkap. Vaksinasi yang dilakukan tepat waktu dapat mengurangi kemungkinan stunting pada anak-anak, sementara vaksinasi yang tertunda dapat meningkatkan kemungkinan stunting.
Secara umum, terdapat tiga manfaat imunisasi dasar, yakni melindungi anak dari risiko kematian, efektif mencegah penyakit, dan melindungi orang lain. Oleh karena itu, imunisasi sangat penting bagi anak-anak. Setelah mendapatkan imunisasi, sistem imun anak bekerja lebih baik untuk melawan virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit. Di sisi lain, anak yang tidak diimunisasi berisiko lebih besar tertular penyakit berbahaya dan mengalami komplikasi yang parah.
Mengutip dari Jurnal Serambi Engineering, imunisasi pada anak merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Apabila tidak dilakukan maka akan meningkatkan risiko terserang penyakit infeksi, menyebabkan nafsu makan menurun dan mengalami gangguan absorbsi zat gizi yang menyebabkan sedikitnya asupan nutrisi. Zat mikro dan makro pada usia 2 tahun pertama kehidupan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan anak. Status imunisasi pada anak merupakan indikator bahwa telah menjalin kontak dengan tenaga kesehatan maupun pelayanan kesehatan, maka dari itu melakukan imunisasi secara lengkap dan sesuai jadwal akan memperbaiki masalah gizi baru, sehingga status imunisasi juga diharapkan akan memberikan efek positif terhadap status gizi anak untuk jangka panjang. Berikut jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia:
Sumber: www.alomedika.com
Melansir kemkes.go.id, Kementerian Kesehatan melalui juru bicaranya mengimbau para orang tua segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk diimunisasi dan sebisa mungkin harus tepat waktu. Dengan imunisasi yang tepat waktu sesuai jadwal, tingkat kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) akan tercapai dan secara luas akan mencegah terjadinya wabah.
Referensi:
- Fajariyah, R., & Hidajah, A. (2020). Correlation Between Immunization Status And Mother’s Height, And Stunting In Children 2–5 Years In Indonesia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 8(1), 89-96. doi:http://dx.doi.org/10.20473/jbe.V8I12020.89-96
- https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/cara-meningkatkan-sistem-imun-anak/ diakses pada tanggal 28 April 2023
- https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/19/114018420/imunisasi-sejak-dini-jadi-kunci-sukses-cegah-stunting-pada-anak?page=all#page2 diakses pada tanggal 28 April 2023
- https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486 diakses pada tanggal 28 April 2023
- https://www.alodokter.com/pentingnya-menerapkan-phbs-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-dalam-kehidupan-sehari-hari diakses pada tanggal 28 April 2023
- https://www.kemkes.go.id/article/print/18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-anak.html diakses pada tanggal 28 April 2023
- https://www.kemkes.go.id/article/view/23012500002/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-21-6-dari-24-4-.html diakses pada tanggal 28 April 2023
- https://www.alomedika.com/perubahan-jadwal-imunisasi-anak-berdasarkan-idai-tahun-2020 diakses pada tanggal 4 Mei 2023
- https://www.kemkes.go.id/article/view/23050300001/suntikan-imunisasi-ganda-untuk-cegah-campak.html diakses pada tanggal 4 Mei 2023
- Mashar, Slamet & Suhartono, Suhartono & Budiono, Budiono. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak: Studi Literatur. Jurnal Serambi Engineering. 6. 10.32672/jse.v6i3.311
Profil Penulis,
Pipie Parawansha, SKM, MPH
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda
BKKBN
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “PHBS dan IMUNISASI” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).