Siapa yang tidak khawatir kalau berat badan si kecil seret naiknya. Setiap waktu makan tiba, harus ‘berperang’ terlebih dahulu supaya anak mau menghabiskan makanannya. Alih-alih lahap, si kecil malah semakin rapat menutup mulutnya, Ayah Bunda pun makin pusing dibuatnya. Hati-hati ya Bunda, jika grafik pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usianya, apalagi jika 3 bulan berturut-turut tidak mengalami kenaikan berat badan maka orangtua harus waspada.
Berat badan anak merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah nutrisi anak sudah tercukupi atau belum. Apabila berat badan anak kurang dari rentang normal yang seharusnya, kondisi ini menandakan bahwa anak mengalami underweight. Kondisi yang tidak teratasi tentu dikhawatirkan berakhir pada kondisi stunting. Adanya riwayat atau sedang mengalami penyakit medis tertentu juga dapat menjadi pencetus berat badan anak sulit bertambah. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua berkonsultasi kepada dokter agar anak mendapat pemeriksaan dan evaluasi medis terlebih dahulu seperti memeriksa data pertumbuhan anak, mencari tahu asupan nutrisi anak dan pola makannya, serta pemeriksaan fisik. Pada beberapa kasus diperlukan data pendukung lain seperti tes laboratorium untuk mendapat hasil pemeriksaan yang akurat.
Orangtua dapat menerapkan berbagai upaya untuk meningkatkan berat badan anak dan mengejar ketertinggalannya agar sesuai dengan grafik pertumbuhan. Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, membiasakan anak hidup bersih sehat, mengatur pola tidurnya, mendisiplinkan waktu makan anak, serta membiasakan anak untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi padat kalori. Sebagaimana yang kita ketahui, anak-anak biasanya tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam porsi yang besar karena sistem saluran cerna anak masih belum bekerja dengan sempurna. Mereka juga tidak betah duduk berlama-lama di depan makanan yang disajikan. Tantangan-tantangan ini perlu disiasati dengan memberikan anak makanan padat kalori untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. Porsi yang tidak besar, namun mengandung nilai gizi tinggi dapat diwujudkan dalam camilan atau snack. Salah satu camilan mudah dibuat dan memiliki nilai kalori tinggi yang bisa orangtua sajikan dirumah adalah Macaroni Schotel.
Macaroni Schotel adalah salah satu menu cemilan andalan di rumah yang juga menjadi favorit anak-anak. Makanan ini dapat diberikan pada anak mulai usia 1 tahun ke atas. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Macaroni schotel sebagian besar memiliki kandungan kalori yang tinggi. Kombinasi karbohidrat, lemak, dobel protein hewani, sayuran, terbukti ampuh menaikkan berat badan si Kecil. Berikut resep Macaroni Schotel yang mudah, lezat dan bikin si Kecil makin montok.
Bahan-bahan :
- Secukupnya macaroni, rebus beri 2 sendok makan minyak
- Daging giling atau kornet secukupnya
- Wortel potong dadu halus
- ½ bawang Bombay cincang kecil
- 4 bawang putih dihaluskan
Adonan :
- 250 ml susu UHT full cream
- 2 sendok makan margarin
- 1 sendok tepung terigu
- 1 butir telur ayam/bebek kocok lepas
- Sejumput pala bubuk
- Garam dan kaldu bubuk secukupnya, tes rasa
Topping :
- Secukupnya parutan keju
- Saus tomat (opsional)
- Taburan daun parsley (atau seledri)
Cara Membuat :
- Lelehkan margarin, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga wangi. Masukkan daging giling atau kornet, tumis sebentar lalu sisihkan di atas wajan. Masukkan tepung terigu lalu tumis sebentar agar bau tepung hilang, campurkan semua yang ada di wajan, tuang susu full cream, campur rata, beri garam, pala dan kaldu, koreksi rasa.
- Masukkan macaroni, campur pelan-pelan dan merata agar tidak pecah dan rusak. Masukkan wortel. Koreksi rasa.
- Setelah adonan tadi didiamkan dalam suhu ruang dan telah dingin, tata macaroni ke wadah aluminium foil. Setelah dimasukkan semua, beri kocokan telur pada tiap wadahnya. Olesi permukaan dengan saus tomat, taburi keju di atasnya,dan berikan parsley atau taburan daun seledri di atas keju.
- Masukkan macaroni dalam oven, suhu kurang lebih 160 derajat celcius selama 30 menit dengan api atas bawah atau sesuaikan dengan oven masing-masing.
- Apabila tidak ada oven dirumah, bisa gunakan dandang kukus untuk mengukus adonan macaroni schotel dan masak hingga matang.
Cukup mudah dan tampak menggiurkan bukan? Jangan menyerah untuk mengejar tumbuh kembang anak. Berjuang bersama dengan buah hati untuk mencukupi kebutuhan nutrisi. Gizi baik untuk buah hati berawal dari dapur kita sendiri.
Referensi :
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2034/bagaimana-mengatasi-berat-badan-kurang-pada-anak diakses pada 24 Juli 2023
- Ilustrasi foto koleksi pribadi
- Ilustrasi gambar Pinterest.com
Profil Penulis
Anindhita Setianingrum, S.Psi. M.Kes
Penyuluh Keluarga Berencana
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Kejar Tumbuh pada Balita” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).