Keluarga merupakan lingkungan pertama dimana anak dapat berinteraksi. Keluarga juga dapat diartikan sebagai tempat berbagi kebahagian, tempat kita saling mendukung, dan tempat kita saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Sangat besar pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Menurut Dengah (2022) Salah satu faktor dalam keluarga yang memiliki peran dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak adalah pola asuh yang diterapkan orang tua.
Pola asuh adalah kemampuan keluarga atau orang tua untuk memberikan perhatian, kasih sayang, waktu dan dukungan yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara fisik, mental dan sosial. Penerapan pola asuh orang tua sangat penting kerena seorang ibu merupakan lingkungan pertama dan menjadi pembentuk awal hubungan interpersonal dengan anak (Kurniawati & Mardiyanti, 2014). Oleh karena itu, peran orang tua dalam hal mendidik anak sangatlah berpengaruh, hal ini bisa diamati dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki anak dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya semua orang tua menginginkan anaknya untuk dapat berkembang dan tumbuh dengan baik, sehingga segala cara dilakukan termasuk pola asuh bahkan hal-hal yang dapat menunjang kebutuhan fisik anak. Anak yang hidup dalam lingkungan yang penuh perhatian dan kasih sayang akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan anak yang hidup di lingkungan keluarga yang tertekan dan tidak harmonis. Namun saat ini masih banyak orang tua menerapkan pola asuh yang kurang baik kepada anaknya, terbukti adanya tindakan otoriter seperti orang tua bertindak keras, membentak ketika anaknya menangis, menghukum anaknya ketika berbuat kesalahan dan tidak peduli akan kebutuhan anaknya. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik, mental dan sosial seperti terlihat anaknya pendiam, penakut, sulit berinteraksik dengan teman sebayanya, sering bertengkar dan lain sebagainya.
Berdasarkan survey pendahuluan dengan cara pengamatan sementara yang dilakukan terhadap 5 ibu di Posyandu Harapan Bunda Desa Rimba Sawang Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang pada Bulan Juli Tahun 2023, hasil yang didapatkan ada 2 ibu yang membentak anaknya ketika menangis, anak tersebut terlihat pendiam, penakut dan sering bertengkar hingga mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Sedangkan 2 ibu lainnya yang jarang memberikan penjelasan kepada anak dan membebaskan anaknya dalam melakukan hal apapun tanpa ada batasan, anaknya terlihat manja, kurang mandiri dan kurang matang dalam perkembangannya. Dan 1 ibu yang selalu memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang tidak dimengerti oleh anak dan menemani anaknya bermain, anaknya terlihat mandiri, mudah berinteraksi dengan orang lain, aktif dalam beraktivitas dan mengalami perkembangan yang pesat. Dari hasil survey yang diperoleh ternyata di masyarakat masih banyak menerapkan pola asuh yang salah terhadap anaknya seperti bersikap otoriter terhadap anak.
Untuk itu, perlu diketahui oleh orang tua bahwa pola asuh mereka sangat mempengaruhi perubahan dan kepribadian anak. Jika kepribadian yang distimulus secara optimal maka terciptalah pengembangan yang berkualitas. Namun sebaliknya jika pola asuh yang diberikan salah maka akan berdampak negatif terhadap perkembangan dan pertumbuhan bagi anak. Perkembangan anak akan maksimal apabila interaksi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai perkembangan.
REFERENSI :
Dengah, J., I. (2022). Studi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dalam Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. 8 (23), 635-643.
Kurniawati., L., D. & Mardiyanti, I. (2014). Pola Asuh Orang Tua Mempengaruhi Perkembangan Balita di Posyandu Arjuna RW IV Pos 3 Kelurahan Kemayoran Kecamatan Krembangan Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 7, No. 12, 9-16.
Profil Penulis
Eni Sumarsih
Calon PPPK Balai Penyuluh KB Kecamatan Tenggulun
Aceh
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Kejar Tumbuh pada Balita” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).
