Mewujudkan Kehamilan Sehat Dengan ‘5 Hektar Bagi Prestasi Super’

Kehamilan sumber: unsplash

Kehamilan adalah dambaan setiap pasangan yang menikah dan kehamilan yang didambakan adalah kehamilan yang sehat. Untuk mewujudkan kehamilan yang sehat maka harus direncanakan dan dipersiapkan dengan baik. Persiapan dilakukan paling tidak 3 bulan sebelumnya (3 bulan prakonsepsi), atau bagi remaja dilakukan 3 bulan sebelum menikah. Banyak hal yang bisa dilakukan agar selama proses kehamilan sampai dengan persalinan ibunya tetap sehat dan janin yang dikandungnya tumbuh berkembang dengan optimal sehingga saat dilahirkan dalam kondisi yang sehat.

Upaya-upaya tersebut sebagian dapat kami rangkum dalam ‘5 hektar bagi prestasi super’ yang dapat diuraikan sebagai berikut:

5 Hektar’ merupakan masa persiapan yang dilakukan pada prakonsepsi yang bagi pasangan baru dilakukan 3 bulan sebelum menikah. Persiapan ini juga harus dilakukan bagi PUS yang akan merencanakan tambah anak (IAS: ingin anak segera). 5 Hektar adalah 5 (H)al yang harus dihindari untuk mewujudkan kehamilan yang sehat, yaitu EKTAR (Empat T, KEK, Terlalu kurus/gemuk, Anemia, Rokok):

Hindari 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak)

Hal pertama yang perlu ditekankan adalah bahwa kehamilan sehat itu harus direncanakan. Merencanakan kehamilan itu hendaknya mematuhi rambu-rambu yaitu hindari 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak). Untuk remaja yang akan memulai kehidupan berkeluarga maka ketika menikah harus menghindari terlalu muda. Menikah sudah pada usia ideal, terutama untuk perempuan minimal usia 20 tahun (standar BKKBN perempuan minimal 21 tahun dan laki-laki minimal 25 tahun). Kemudian ketika akan tambah anak lagi hendaknya menghindari terlalu tua (usia maksimal 35 tahun), telalu dekat (jarak minimal 3 tahun), dan terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 2).

Hindari Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan energi kronis yaitu kekurangan gizi berkepanjangan pada calon pengantin perempuan. KEK ditandai dengan ukuran LILA kurang dari 23,5 cm.

Ukuran LILA menunjukkan adanya cadangan lemak yang berfungsi sebagai cadangan enerdi dalam tubuh. Di masa kehamilan cadangan ini sangat dibutuhkan, sehingga apabila kurang akan memicu resiko komplikasi kehamilan, termasuk beresiko melahirkan bayi stunting.

Hindari Terlalu kurus dan terlalu gemuk

Gemuk dan kurusnya seseorang dilihat dari hasil pengukuran IMT yang dihitung dengan rumus:

IMT = IMT yang ideal adalah 18,5 – 25. Kurang dari 18,5 berarti kurus atau terlalu kurus. Lebih dari 25 berarti gemuk atau terlalu gemuk.

Perempuan yang terlalu kurus tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi bagi janin yang dikandung, sehingga akan membahayakan ibu dan janinnya. Resiko yang bisa terjadi antara lain pendarahan saat melahirkan, keguguran, mudah terkena penyakit infeksi, berat bayi lahir rendah (BBLR), kelainan bawaan pada janin.

Demikian juga kalau terlalu gemuk (obesitas) maka akan beresiko memiliki komplikasi saat hamil, peningkatan resiko kegururan, persalinan dengan bedah sesar. Dampak bagi janin antara lain kelainan kongenital, makrosomia, dan kematian neonates.

Hindari Anemia

Anemia adalah kadar protein dalam sel darah merah (hemoglobin) bernilai kurang dari 12 mg/dl. Pada ibu hamil, dikatakan anemia jika kadar Hb pada trimester I dan III <11 mg/dl, atau pada trimester II <10 mg/dl.

Catin anemia mengalami mudah lelah, letih, lesu, lemah, lunglai. Resiko apabila ibu hamil mengalami anemia, antara lain: pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir premature, resiko pendarahan saat melahirkan, bayi berat lahir rendah, bayi mengalami kelainan bawaan.

Hindari Rokok

Rokok dapat meningkatkan risiko stunting, dilihat dari 3 hal. Dalam hal kesehatan, asap rokok dapat mengganggu proses penyerapan gizi, ibu hamil yang terpapar asap rokok beresiko melahirkan prematur dan BBLR. Kedua, merokok berpengaruh pada kondisi keuangan dimana uang untuk membeli rokok seharusnya bisa dibelanjakan untuk memenuhi makanan bergizi. Ketiga, merokok akan berpengaruh terhadap kualitas sperma.

 

‘Bagi prestasi super’ hal-hal yang dilakukan selama masa kehamilan, yaitu bahagia, gizi seimbang, periksa kehamilan, tablet tambah darah, stimulasi janin, suami siaga dan persalinan ditolong tenaga medis:

Bahagia dengan dan selama kehamilan

Ibu hamil harus merasa bahagia dengan kehamilannya dan bahagia selama masa kehamilannya. Ketika pertama kali mengetahui dirinya hamil, maka dia harus bersyukur. Kebahagiaan ibu hamil ini akan sangat berpengaruh pada kondisi janin karena ibu hamil yang merasa bahagia tentu akan berusaha menjaga janin yang dikandungnya dengan sebaik-baiknya. Ibu hamil harus bisa mengelola emosi, mempertahankan suasana hati yang positif.

Gizi seimbang.

Kebutuhan gizi ibu hamil harus tercukupi, yaitu dengan gizi seimbang. Untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang ke dalam tubuh, maka perlu mengkonsumsi 5 kelompok makanan yang beraneka ragam setiap hari atau setiap kali makan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan minuman. Dengan kata lain ibu hamil harus menkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak, mineral, zat besi, asam folat. Juga terpenuhi kebutuhan air bersih.

Periksa kehamilan.

Ibu hamil periksa kehamilan di fasilitas kesehatan secara rutin untuk mendeteksi tumbuh kembang janin. Selama kehamilan minimal 6 kali, yaitu pada trimester I 2 kali, trimester II 2 kali, dan trimester III 3 kali.

Tablet tambah darah

Ibu hamil minum tablet penambah darah sebanyak 90 butir selama kehamilan untuk mencegah anemia.

Stimulasi janin

Stimulasi perkembangan janin dapat dilakukan dengan mengelus perut sambil mengajak berkomunikasi, memperdengarkan ayat suci, musik religi atau musik klasik.

Suami siaga

Suami siap antar jaga. Peran suami siaga yang dapat dilakukaan pada saat isteri hamil, antara lain: memberikan perhatian dan dukungan (mendengarkan keluhan isteri), ikut memperhatikan perkembangan janin (mendampingi ketika periksa), membantu pekerjaan rumah. Dukungan suami kepada isteri yang sedang hamil pada hakikatnya adalah bentuk pengasuhan kepada anak yang masih di dalam kandungan tersebut.

Persalinan di fasilitas Kesehatan yang sesuai (ditolong tenaga medis)

Merencanakan persalinan pada fasilitas kesehatan (bidan, dokter, klinik, rumah sakit). Persalinan di fasilitas kesehatan dengan fasilitas yang memadai dan dibantu oleh tenaga medis maka proses persalinannya akan terpantau dengan baik sehingga akan lebih lancar.

Dengan mewujudkan kehamilan yang sehat maka akan terhindar dari kehamilan yang berisiko stunting.

 

Referensi:
Buku Saku Merencanakan Kehamilan Sehat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021.

Profil Penulis

Slamet 
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kab. Gunungkidul
Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta

Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Kehamilan Sehat vs Kehamilan Berisiko Stunting” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023). 

Bagaimana Reaksi anda Tentang Konten Ini?
+1
17
+1
0
+1
1
Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Newsletter Subscribe

Dapatkan Update Terbaru Kami Melalui Email

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x