Apa yang kerap kali terlintas dalam pikiran moms ketika mendengar kata digital parenting? Ya, digital parenting adalah pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua dengan memberikan batasan yang jelas mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika anak menggunakan ataupun mengakses perangkat digital. Nah, tantangan pengasuhan di era digital dimana teknologi terus berkembang pesat orangtua perlu mempelajari dan menerapkan digital parenting dalam proses pengasuhannya, lho!
Perangkat digital tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari seorang anak, mulai dari lingkungan keluarga, pertemanan, hingga sekolah tempat anak belajar. Tidak hanya itu, kini orangtua juga harus berhadapan dengan perubahan sosial, trend, hingga sesuatu yang viral baik secara langsung maupun tidak akan mempengaruhi tugas perkembangan seorang anak. Pilihan pola asuh yang bijak sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan digital yang terus berkembang, lho! Pola asuh yang hangat dan responsif membuat anak merasa aman dalam menerapkan digital parenting. Selain mengawasi penggunaan perangkat digital, orangtua juga perlu memberikan batasan waktu kapan anak dapat mengasksesnya. Pola kepatuhan anak kepada orangtua bisa membentuk perilaku anak menjadi lebih berkualitas dan meningkatkan prestasi akademik anak (Pratikno & Sumantri 2020). Nah, berikut ini adalah tips digital parenting ala VOC yang bisa moms terapkan kepada anak. Yuk simak sampai habis!
- Variasi dan Validasi
Dalam sebuah artikel disebutkan bahwa anak usia 2 tahun memiliki rentang konsentrasi idealnya 4-6 menit, anak usia 4 tahun sebanyak 8-12 menit, serta usia 6 tahun 12-18 menit. Itu artinya orangtua memiliki peluang untuk memberikan permainan atau kegiatan yang bervariasi dan menarik ketika membersamai anak. Saat anak merasa bosan atau tidak fokus karena rentang konsentrasinya habis, orangtua bisa memberikan variasi permainan. Misalkan setelah anak belajar diajak untuk bermain puzzle, ayunan, tebak huruf, tebak gambar, ataupun meloncat melewati rintangan. Kegiatan yang bervariasi dapat mengurangi kecenderungan anak bermain gadget. Selain itu, orangtua juga bisa memberikan stimulasi perkembangan seperti motorik dan kecerdasan. Penerapan kegiatan variasi dalam digital parenting juga bisa dilakukan jika orangtua memberikan akses perangkat digital kepada anak. Mulai dari memberikan tontonan yang mengedukasi seperti belajar huruf, mengaji, dialog yang mendidik, hingga bernyanyi. Variasi tontonan edukasi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan referensi anak dalam menjalankan tugas perkembangannya.
Selain kegiatan bervariasi yang dilakukan bersama anak, orangtua perlu melakukan validasi terhadap perilaku anak. Misalkan ketika si anak sudah melakukan perintah dari orangtua untuk tidak berlama-lama bermain gadget maka berikan pujian berupa anak hebat, anak pintar, anak sholeh/ah, atau lainnya. Anak memiliki kebutuhan disayang dan diperhatikan. Bahkan perhatian kepada anak merupakan sumberdaya penting baik positif atau negatif, daripada tidak mendapatkan perhatian sama sekali (Sunarti 2023). Validasi merupakan bentuk perhatian pada perilaku anak, sehingga anak menjadi individu yang kompeten. Anak yang kompeten dapat mengetahui cara mendapatkan perhatian dan diterima secara sosial. Anak juga memiliki keterampilan memperkenalkan dan membawa diri, mengungkapkan perasaan hingga menunjukkan prestasi (Sunarti 2023).
- Olahraga dan Olahrasa
Tahukah moms, pengasuhan merupakan serangkaian interaksi yang mengarahkan anak untuk memiliki keterampilan hidup? Orangtua perlu melibatkan aktivitas fisik yang merangsang anak untuk memberikan respon paling tepat sesuai situasi yang dihadapinya (Sunarti 2023). Nah, bermain HP membuat anak menjadi kurang bergerak, sehingga orangtua perlu mengajaknya berolahraga. Sederhana saja, misalnya berjalan kaki, berlari kecil, melompat, bermain bola, maupun aktivitas lainnya yang membuat anak menjadi bergerak. Pergerakan yang dilakukan anak dapat meningkatkan stimulasi bagi perkembangan motorik anak, lho moms!
Selain berolahraga, anak juga perlu diberikan olahrasa agar menjadi manusia yang peka serta berempati terhadap perubahan lingkungannya. Dalam menerapkan digital parenting, moms perlu memperhatikan bagaimana perubahan anak setelah diberikan akses bermain gadget. Olahrasa dapat distimulasi dengan memberikan tayangan yang mengandung pembelajaran empati, kasih sayang, dan memberikan manfaat bagi lingkungan. Moms bisa menyaring tayangan atau merekomendasikan tayangan tertentu kepada anak melalui aplikasi YouTube Kids. Selain itu, kegiatan olahrasa lainnya juga moms bisa membacakan buku cerita yang mengajarkan anak tentang cinta dan kasih sayang, bersabar, berani, dan nilai kebaikan lainnya. Anak juga diajarkan mengungkapkan rasa yang sedang dialami baik positif maupun negatif. Seperti sedang bersedih, senang, kecewa, marah, puas, malu-malu, dan sebagainya.
- Orangtua sebagai Coach (Guru) dan Anak sebagai Pembelajar
Ada kutipan yang menyatakan setiap orang tua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya, dan anak adalah guru terbaik bagi orang tuanya. Anak akan mengikuti apa yang orangtuanya ajarkan dan contohkan. Jika orangtua terlalu sibuk bermain gadget, maka anak akan meminta bermain gadget. Sebagaimana penelitian Qadafi dan Sosani (2023) menemukan bahwa kecanduan gadget pada anak biasanya bermula dari kecanduan orang tuanya, gadget menjadi solusi yang sangat ampuh bagi orang tua yang bekerja, serta orang tua yang kurang menyediakan waktu untuk quality time bersama anak-anak cenderung menjadikan anak meminta gadget sebagai pelarian. Namun ketika anak melihat orangtuanya sedang membaca buku, maka dia akan meminta untuk dibacakan atau membaca buku.
Dalam digital parenting peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai teladan. Seorang anak ibarat cermin yang perilakunya menunjukkan bagaimana dirinya diperlakukan (Sunarti 2023). Anak pun akan belajar dengan melihat apakah orangtua melakukan sesuatu sesuai apa yang diucapkan atau tidak. Selain keteladanan atau sikap yang diajarkan orangtua kepada anak, penanaman nilai agama juga sangat penting sebagai dasar anak memutuskan berperilaku dan memilih tontonan yang baik saat menggunakan perangkat digital.
Nah, itulah tips digital parenting ala VOC yang bisa moms terapkan kepada buah hati. Oh ya, membatasi penggunaan perangkat digital bukan berarti tidak memberikan akses sama sekali, ya. Hanya saja orangtua perlu memilah batasan waktu dan tontonan yang boleh diberikan kepada anak. Tips ala VOC ini memberikan sedikit gambaran pengasuhan di era digital agar anak tidak kecanduan gadget yaitu tentang variasi dan validasi, olahraga dan olahrasa, serta peran orangtua sebagai coach (guru) dan anak sebagai pembelajar. Ibarat dua sisi mata uang, pemberian gadget pada anak dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu, orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam kesuksesan pengasuhan di era digital. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang sehat akan memiliki dasar dalam bertindak, sebab dirinya sudah memiliki nilai. Hingga akhirnya anak tumbuh menjadi pribadi yang siap dan bijak menggunakan teknologi.
Referensi:
- Pratikno, A., & Sumantri, S. (2020). Digital Parenting: Bagaimana Mencegah Kecanduan Gadget Pada Anak. Auladuna : Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 107-123. https://doi.org/10.36835/au.v2i1.301
- Qadafi, M., & Sosani YA. (2023). Pendidikan Digital Parenting Bagi Guru dan Orang Tua Siswa Paud di Kota Mataram. Journal of Service Learning, Vol. 9, No. 1, February 2023, 58-64 DOI: https://doi.org/10.9744/share.9.1.58-64. p-ISSN 2338-7866 / e-ISSN 2655-4720
- Sunarti E. 2023. Mengasuh Dengan Hati [Cetakan Kedua]. Global Arkadigital Network. Jakarta.
Lutfiah Syahidah, S.Si
Penyuluh KB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Cara Cerdas Mengatur Penggunaan Gadget Anak Usia Dini” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).