Anak sering meminta pakai gadget dan akan marah jika gawai diambil? Anak cenderung menghindar bermain bersama teman dan kerap menatap layar smartphone? Anak sulit menjalani kesehariannya, seperti belajar, makan, dan tidur, karena terus-menerus main game online? Beberapa tanda ini bisa menjadi sinyal bahwa anak sudah kecanduan pada gadget. Bagaimana mencegah hal ini terjadi pada anak ayah dan ibu? Beberapa cara ini mungkin bisa menjadi solusi.
- Waktu yang tepat pakai gadget
Kapan waktu yang tepat bagi anak untuk menggunakan gadget? Menurut publikasi The American Academy of Pediatrics (2013) dan the Canadian Pediatric Society (2010):
- Anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak terpapar layar digital, termasuk televisi, smartphone, dan tablet.
- Anak berusia 2 – 4 tahun dibatasi tak lebih dari 1 jam sehari untuk menggunakan gadget
- Anak di atas usia 5 tahun menggunakan gawai tidak lebih dari 2 jam sehari dari waktu luang yang telah ditentukan
- Orang tua juga disarankan agar tiap 20 hingga 30 menit anak diminta beristirahat dari waktu menatap layar gadget.
Jika usia anak dirasa sudah cukup untuk memakai gadget, orang tua bisa terlebih dulu menyampaikan aturan pakai gadget, misal gawai hanya bisa digunakan 3 kali dalam sehari dalam waktu masing-masing 15 menit. Tentukan waktu untuk memakai gadget dan katakan pada anak bahwa itu bukanlah suatu penghargaan karena anak melakukan sesuatu melainkan bagian dari jadwal keseharian anak. Contoh, anak menggunakan gawai setelah makan, atau setelah belajar, atau di waktu luang.
Saat membatasi waktu pemakaian gadget bagi anak, orang tua dapat menggunakan timer di handphone atau menggunakan jam pasir sambil memberitahukan pada anak bahwa ayah/ibu telah mengatur waktu pakai gawai dan jika waktu di timer atau jam pasir sudah habis, anak harus mengembalikan gadget pada orang tua.
- Beraktivitas bersama anak
Opsi lain untuk mengalihkan anak dari gadget adalah mengajak anak untuk beraktivitas bersama. Orang tua bisa mengajak anak untuk menghabiskan waktu dengan mengerjakan hobi bersama, seperti membaca buku, menggambar, bermain musik, bernyanyi, berolahraga, memasak kue, atau berkebun. Melakukan aktivitas bersama tidak hanya membutuhkan waktu tapi juga komitmen orang tua untuk memberikan waktu bagi anak meski sibuk bekerja. Dengan membiasakan hal ini, anak akan terbiasa berkomunikasi dengan orang tua, dapat menceritakan masalahnya dan tidak merasa kesepian.
- Siapkan mainan pengganti gadget
Mainan bisa dipilih orang tua sebagai suatu solusi bagi anak untuk menghabiskan waktu. Namun, sebaiknya mainan yang diberikan sesuai dengan usia anak dan kebutuhannya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mainan yang cocok untuk anak usia 0-6 bulan adalah yang berwarna mencolok dan berbunyi karena pada usia ini fungsi penglihatan dan pendengaran anak mulai berkembang. Untuk anak usia 7-12 bulan dapat diberikan boneka, bola, atau mainan mobil dari plastik atau yang bertekstur lembut dan lunak. Sementara untuk anak usia 1-2 tahun, dapat diberikan buku cerita bergambar, crayon atau pensil warna yang aman, serta binatang dari plastik. Puzzle dan board games seperti ular tangga, halma, atau kartu dapat diberikan kepada anak usia 3-6 tahun.
- Ajak anak bermain dengan teman sebaya
Untuk mengurangi waktu menatap layar gadget, orang tua bisa mengajak anak bermain dengan teman seumuran di sekitar rumah atau teman sekolah. Dengan bermain bersama teman sebaya, anak dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi, menumbuhkan rasa percaya diri, mengenal berbagai bentuk emosi, dan belajar menghadapi tantangan. Bersama teman sebayanya, orang tua bisa mengenalkan anak pada mainan tradisional yang bahkan tidak memerlukan alat, seperti petak umpat, ular naga, benteng, dan petak jongkok.
- Bicara bahaya gadget pada anak
Bagi anak di atas usia 5 tahun, orang tua bisa mulai berbicara tentang bahaya gadget. Ayah dan ibu dapat menjelaskan akibat menghabiskan waktu terlalu banyak di depan layar gawai, seperti sakit mata, sakit leher, obesitas, sulit fokus, bahkan dapat mengakibatkan penyakit kanker karena terlalu lama terpapar radiasi gadget. Dengan bahasa yang dimengerti anak, orang tua juga perlu menjelaskan konten yang aman diakses anak dan bahwa ada orang di luar sana yang bisa berbuat jahat melalui internet atau media sosial.
Beberapa tips di atas bisa benar-benar mengurangi ketergantungan anak pada gadget jika ayah dan ibu dapat menerapkannya dengan komitmen bersama secara terus-menerus dan didukung pula oleh keluarga atau orang-orang yang berada di sekitar anak, seperti pengasuh dan pengurus rumah tangga. Semoga bermanfaat!
Hanna Veronica
Penata Keprotokolan
BKKBN
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Cara Cerdas Mengatur Penggunaan Gadget Anak Usia Dini” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).
Artikel ini sangat informatif dan menawarkan solusi praktis untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak. Panduan tentang waktu yang tepat untuk menggunakan gadget, aktivitas alternatif yang bisa dilakukan bersama, dan tips memilih mainan pengganti sangat membantu bagi orang tua. Menjelaskan bahaya gadget kepada anak dan mengajak mereka beraktivitas sosial juga merupakan langkah yang penting untuk membentuk kebiasaan sehat.
Saya juga memiiki artikel yang relevan dengan topik ini berjudul “Tantangan Parenting Modern: Mengatasi Screen Time pada Anak Usia Dini” di situs web paudasoka.com. Terima kasih atas tips dan informasi bermanfaat yang telah disampaikan!