Masa balita, atau usia 0-5 tahun, sering disebut sebagai “periode emas” dalam perkembangan anak. Pada fase ini, otak anak mengalami pertumbuhan pesat, dan berbagai keterampilan dasar mulai terbentuk. Neurosains perkembangan menunjukkan bahwa pengalaman awal anak memiliki dampak yang signifikan pada arsitektur otak dan fungsi kognitif di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan dukungan optimal agar tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak usia dini adalah melalui program BKB (Bina Keluarga Balita), yang merupakan bagian integral dari program Bangga Kencana.
Program BKB: Membangun Keluarga Berkualitas untuk Baduta – Perspektif Pakar
Baduta Sehat, Cerdas, dan Berkarakter: Fokus Utama BKB dan Dasar Ilmiahnya
Program BKB berfokus pada tiga aspek utama dalam tumbuh kembang anak, yaitu:
- Kesehatan: BKB memberikan edukasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, MPASI yang bergizi seimbang, imunisasi lengkap, stimulasi motorik, istirahat cukup, kesehatan gigi dan mulut, serta pemeriksaan kesehatan rutin. Hal ini sejalan dengan tujuan program Bangga Kencana untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), seorang dokter spesialis anak, menegaskan bahwa “1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan jendela peluang emas untuk mencegah stunting dan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak. Nutrisi yang baik, stimulasi yang tepat, dan imunisasi lengkap adalah kunci utama dalam mewujudkan anak-anak yang sehat dan cerdas.”
Baduta Sehat: Membangun Fondasi Fisik yang Kuat
- Nutrisi Optimal:
- Berikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, lalu lanjutkan dengan MPASI yang kaya nutrisi dan bervariasi.
- Pastikan anak mendapatkan asupan protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang cukup.
- Hindari makanan olahan, tinggi gula, dan garam.
- Biasakan anak makan teratur dengan porsi yang sesuai usia.
- Imunisasi Lengkap:
- Ikuti jadwal imunisasi yang dianjurkan pemerintah untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya.
- Konsultasikan dengan dokter jika ada pertanyaan atau kekhawatiran mengenai imunisasi.
- Aktivitas Fisik:
- Ajak anak bermain aktif setiap hari, seperti berlari, melompat.
- Hindari gadget.
- Dorong anak untuk menjelajahi lingkungan sekitar dengan aman.
- Istirahat Cukup:
- Pastikan anak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai usia.
- Ciptakan rutinitas tidur yang konsisten.
- Pastikan lingkungan tidur nyaman dan tenang.
- Tumbuh Kembang Anak:
- Pastikan selalu datang ke Posyandu untuk diperiksa tumbuh kembangnya melalui KKA
- Pantau tumbuh kembang anak dan konsultasikan dengan dokter jika ada masalah.
- Kecerdasan: BKB mendorong orang tua untuk merangsang kecerdasan anak melalui bermain, berinteraksi, membacakan buku, menyanyikan lagu, bercerita, dan memberikan kesempatan eksplorasi. Stimulasi yang tepat pada masa balita akan membantu mengoptimalkan perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial-emosional anak. Psikolog anak, Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Psi., menyatakan bahwa “Bermain adalah bahasa anak. Melalui bermain, anak belajar tentang dunia, mengembangkan keterampilan, dan membangun kepercayaan diri. Orang tua perlu menyediakan lingkungan yang kaya akan stimulasi dan kesempatan bermain bagi anak.”
Baduta Cerdas: Merangsang Rasa Ingin Tahu dan Kreativitas
- Bermain dan Berinteraksi:
- Luangkan waktu berkualitas untuk bermain bersama anak setiap hari.
- Berikan beragam mainan yang merangsang imajinasi dan kreativitas, seperti balok, boneka, alat musik,atau peralatan menggambar.
- Ajak anak bermain di luar ruangan untuk menjelajahi alam dan berinteraksi dengan teman sebaya.
- Membacakan Buku:
- Bacakan buku cerita untuk anak setiap hari, bahkan sejak bayi.
- Pilih buku dengan gambar menarik dan cerita yang sesuai usia.
- Ajak anak berdiskusi tentang cerita dan karakter dalam buku.
- Menyanyikan Lagu dan Bercerita:
- Nyanyikan lagu anak-anak atau ciptakan lagu bersama anak.
- Ceritakan dongeng atau kisah inspiratif.
- Gunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh untuk membuat cerita lebih menarik.
- Memberikan Kesempatan Eksplorasi:
- Biarkan anak menjelajahi lingkungan dengan aman, mengamati, dan bertanya.
- Jawab pertanyaan anak dengan sabar dan jelas.
- Sediakan bahan-bahan yang aman untuk anak bereksperimen, seperti air, pasir, atau tanah liat.
- Membatasi Penggunaan Gadget:
- Batasi waktu anak menggunakan gadget, terutama sebelum usia 2 tahun.
- Pilih aplikasi atau permainan edukatif yang sesuai usia.
- Dampingi anak saat menggunakan gadget dan ajak mereka berdiskusi tentang apa yang mereka lihat atau lakukan.
- Karakter: BKB membantu orang tua menanamkan nilai-nilai karakter pada anak melalui pemberian teladan, pengajaran sopan santun, dorongan kemandirian, tanggung jawab, empati, serta pemberian pujian dan dukungan. Pembentukan karakter yang kuat sejak dini akan menjadi bekal bagi anak untuk menghadapi tantangan hidup di masa depan. Psikolog pendidikan, Prof. Dr. Djamaludin Ancok, M.Pd., menyatakan bahwa “Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur pada anak.”
Baduta Berkarakter: Menanamkan Nilai-nilai Luhur
- Memberikan Teladan yang Baik:
- Jadilah contoh yang baik bagi anak dalam berperilaku, berbicara, dan bersikap.
- Tunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
- Hindari perilaku negatif seperti berteriak, memukul, atau berkata kasar.
- Mengajarkan Sopan Santun:
- Ajarkan anak untuk mengucapkan “tolong”, “terima kasih”, “maaf”, dan “permisi” sejak dini.
- Berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku sopan.
- Tegur dengan lembut jika anak berperilaku tidak sopan.
- Mendorong Kemandirian:
- Berikan kesempatan anak untuk melakukan hal-hal sesuai kemampuannya, seperti merapikan mainan.
- Berikan pujian atas usaha anak, meskipun belum sempurna.
- Hindari terlalu banyak membantu atau melakukan semuanya untuk anak.
- Mengajarkan Tanggung Jawab:
- Libatkan anak dalam tugas-tugas sederhana di rumah, seperti membantu membereskan meja makan atau menyiram tanaman.
- Jelaskan pentingnya tanggung jawab dan konsekuensi dari tidak melaksanakannya.
- Berikan penghargaan atas tanggung jawab yang telah dilaksanakan.
- Mengajarkan Empati:
- Ajak anak untuk memahami perasaan orang lain.
- Bicarakan tentang emosi dan bagaimana menghadapinya dengan sehat.
- Dorong anak untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
- Memberikan Pujian dan Dukungan:
- Berikan pujian yang tulus atas usaha dan pencapaian anak.
- Fokus pada proses, bukan hanya hasil akhir.
- Berikan dukungan dan dorongan saat anak menghadapi kesulitan
Manfaat Program BKB
Evaluasi program BKB menunjukkan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan, terciptanya lingkungan keluarga yang lebih kondusif, penurunan angka stunting, serta peningkatan kualitas kesehatan, kecerdasan, dan karakter anak.
Referensi
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2015). Buku Pedoman Bina Keluarga Balita (BKB). Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2018). Evaluasi Program Bina Keluarga Balita (BKB) Tahun 2018. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2020). Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Panduan Praktis Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- Shonkoff, J. P., & Phillips, D. A. (Eds.). (2000). From neurons to neighborhoods: The science of early childhood development. National Academies Press.
Reza Febrata, S.Pd.
PKB Kecamatan Banyumas Kab. Pringsewu
Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Baduta Sehat Cerdas Berkarakter” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).