Pada masa kini setelah munculnya gerakan “kesetaraan gender dan emansipasi wanita”. Wanita telah memberikan sumbangan yang penting untuk kesejahteraan keluarga, sebagian dengan melakukan pekerjaan di dalam rumah dan yang lainnya mencari nafkah di luar rumah. Adanya gerakan kesetaraan gender dan emansipasi, kaum wanita sekarang bisa bekerja di luar rumah dalam bidang apa saja. Akan tetapi pada saat ini kebanyakan wanita menjalankan dua peran di rumah sebagai ibu rumah tangga di rumah dan wanita karir di luar rumah. Hal ini lah yang dapat memicu persoalan-persoalan yang dihadapi wanita yang memiliki peran ganda.
Dalam hal ini keluarga tidak akan pernah lepas dari yang namanya permasalahan keluarga, seperti permasalahan pembagian peran dan waktu untuk mengurus rumah tangga bahkan anak. Ibu yang bekerja mempunyai dua tanggung jawab yaitu pekerjaan di rumah dan di luar rumah. Pekerjaan dirumah yaitu mengurus keluarga dan pekerjaan di luar rumah yaitu pekerjaan dibidangnya. Sehingga pengasuhan yang diberikan kepada anak tentu berbeda bahkan ada yang berkurang karena harus ditinggal bekerja. Seorang ibu memilih untuk bekerja tentunya dengan faktor yang berbeda-beda contohnya seperti untuk menambah pendapatan perekonomian keluarga. Pengasuhan yang tidak efektif akan memberikan dampak pada emosional anak. Oleh karena itu, ibu yang memiliki peran ganda memiliki keterbatasan waktu untuk menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak yang masih butuh waktu kebersamaan atau quality time dengan ibu.
Maka dari itu seorang ibu harus pandai dalam membagi waktu, antara pekerjaan di rumah dan di luar rumah. Dalam hal ini, seseorang perlu memahami hal yang menjadi prioritas, hal yang perlu diselesaikan lebih dahulu, dan hal yang dapat dikerjakan kemudian. Hal ini sama dengan seorang ibu yang bekerja, bagaimana ia bisa membagi waktunya antara keluarga maupun pekerjaan.
Tetapi pada kenyataannya, ibu yang bekerja di luar rumah akan merasa lelah, capek bahkan terkadang stress akibat pekerjaannya. Sehingga ketika sudah pulang ke rumah, ibu memiliki keterbatasan waktu untuk menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak. Bahkan kebanyakan seorang ibu akan meluapkan emosinya kepada anak ketika mereka lelah, capek dan stress akibat pekerjaannya. Agar terhindar dari hal tersebut, seorang ibu harus pandai mengendalikan emosinya saat menghadapi anak dan membangun positive vibes saat berada di rumah. Positive vibes adalah sebuah sinyal emosi positif seseorang yang memberikan ke sekeliling mereka melalui bahasa tubuh dan interaksi sosial[1].
Upaya membentuk positive vibes keluarga tidak bisa sekedar sepenuhnya ditumpukkan tanggung jawabnya kepada suami atau istri terlebih kepada anka-anak. Namun, harus kita upayakan bersama-sama untuk mewujudkannya. Dimana semua pihak keluarga saling bekerja sama untuk membentuk positive vibes keluarga. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun positive vibes saat berada di rumah, yaitu:
1.Bersyukur setiap hari
Rutin bersyukur merupakan kekuatan kecil yang memiliki dampak luar biasa pada kebahagian dan aura positif untuk kelurga di rumah. Dengan bersyukur, kita belajar untuk menghargai setiap momen dan aspek dalam hidup sekecil apapun itu.
2. Kesadaran yang positif
Membangun kesadaran diri yang positif untuk menghabiskan waktu dengan keluarga untuk memahami tujuan serta keinginan mereka.
3.Komunikasi terbuka dan empati
Komunikasi terbuka, empati dan kejujuran adalah kunci dalam menjaga hubungan yang sehat. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengungkapkan apesiasi serta dukungan untuk keluarga.
4.Merawat diri dan keluarga dengan baik
Pentingnya merawat diri untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental mereka. Mulai dari rutinitas olahraga yang menyenangkan, meditasi untuk menenangkan pikiran serta memanjakan keluarrga dengan hobi favorit, semua itu menjadi bagian dari merawat diri dan keluarga dengan baik. Merawat diri bukanlah indakan yang egois melainkkan fondasi utama untuk memancarkan positive vibes di rumah.
Semoga beberapa cara atau tips di atas dapat membantu para ibu pekerja dalam memanajemen emosinya dan dapat membangun keluarga yang harmonis bersama keluarganya.
REFERENSI :
[1] <http://www.yourdictionary.com/VIBES diakses pada 19 Maret 2019
Eni Sumiarsih, S.Pd
Penyuluh Keluarga Berencana,
Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Menjaga Kesehatan Mental Ibu Demi Si Kecil” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).
