“Bagi Sebagian orang memiliki Anak dengan autisme menjadi sebuah beban, namun dibalik itu keluarga masih bisa melakukan strategi dalam mendukung perkembangannya”
Mengasuh dan mendukung perkembangan anak dengan autisme (Autism Spectrum Disorder /ASD) adalah tantangan yang kompleks dan membutuhkan keterlibatan yang menyeluruh dari keluarga. Sebagai kondisi perkembangan yang memengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku, autisme memerlukan pendekatan pengasuhan yang konsisten, penuh pengertian, dan berorientasi pada kebutuhan individu anak. Perlu menjadi perhatian bahwa anak dengan autisme di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa, artinya ada sekitar 2,4 juta keluarga yang membutuhkan informasi komprehensif terkait autisme.
Salah satu yang menjadi poin penting adalah kolaborasi dalam keluarga menjadi elemen kunci yang menentukan keberhasilan intervensi dan perkembangan anak. Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal anak, dan bagi anak dengan autisme, dukungan yang diberikan oleh keluarga akan menjadi pondasi utama perkembangan mereka. Riset menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan dalam lingkungan keluarga memiliki efek yang lebih signifikan dalam membantu anak mencapai kemajuan sosial, emosional, dan akademik. Kolaborasi keluarga memastikan bahwa anak menerima perhatian dan dukungan yang konsisten, sehingga mereka merasa lebih aman dan mampu berkembang sesuai potensinya. Berikut adalah beberapa elemen penting yang dapat diterapkan oleh keluarga dalam kolaborasi pengasuhan:
- Penerimaan dan Pemahaman Bersama Keluarga Besar
Langkah pertama dalam kolaborasi adalah penerimaan diagnosis autisme dan pemahaman bersama tentang kondisi anak, yang menjadi poin penting memiliki anak autis bukanlah sebuah aib keluarga. Penerimaan ini membantu keluarga membangun perspektif yang positif dan siap memberikan dukungan. Diskusi secara terbuka tentang kondisi anak, baik di antara orang tua, saudara kandung, maupun keluarga besar, juga akan membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam pengasuhan anak.
- Ayah dan Bunda Mendukung Penuh Perkembangan Anak
Ayah dan bunda menjadi yang paling berperan dalam mendukung perkembangan anak dengan autisme. Mereka bertanggung jawab dalam mengambil keputusan terkait intervensi, terapi, serta perawatan sehari-hari anak. Kedua orang tua yang bekerja sama akan lebih mudah dalam, Mengatur jadwal dan rutinitas anak, memonitor kemajuan perkembangan anak melalui evaluasi rutin, serta membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Selain itu, ayah dan bunda bisa juga terlibat aktif juga dalam mempelajari teknik-teknik terapi, seperti Applied Behavior Analysis (ABA) atau speech therapy secara sederhana, yang dapat kiranya diterapkan di rumah untuk menstimulasi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi di masyarakat.
- Membangun Rutinitas yang Konsisten dan Terstruktur
Rutinitas harian yang terstruktur sangat penting bagi anak dengan autisme karena mereka cenderung merasa nyaman dengan konsistensi. Kolaborasi keluarga dalam hal ini, seperti dengan menyusun jadwal harian yang dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga, lalu mengajarkan anak untuk beradaptasi dengan rutinitas ini dengan sabar dan bertahap, serta mengurangi perubahan tiba-tiba dalam rutinitas karena hal tersebut dapat memicu kecemasan pada anak dengan autisme.
Rutinitas bermain bersama saudara kandung bisa memberikan dukungan kepada anak dengan autisme untuk berkembang lebih baik lagi. Namun, yang menjadi catatan bahwa saudara kandung juga memahami kondisi dari saudaranya sendiri.
- Menggunakan Komunikasi dan Bahasa Sederhana yang Mudah di Pahami
Anak dengan autisme sering kali membutuhkan instruksi yang jelas dan komunikasi yang konsisten. Setiap anggota keluarga perlu memahami cara berkomunikasi yang paling efektif untuk anak. Misalnya, jika anak lebih merespons bahasa tubuh atau kartu visual, seluruh anggota keluarga sebaiknya menggunakan metode ini untuk berkomunikasi.
Penggunaan kata dan instruksi yang sama dari anggota keluarga yang berbeda juga dapat membantu anak lebih mudah memahami instruksi. Hal ini mencegah kebingungan dan meningkatkan pemahaman anak terhadap berbagai situasi.
- Konsultasi dengan Dokter terkait Intervensi dan Terapi
Memeriksakan dan konsultasi terkait perkembangan anak dengan autisme ke dokter adalah sebuah cara agar bisa memastikan kondisi dan perkembangannya dengan baik. Ada kalanya jika memungkinkan, orang tua atau saudara dapat ikut serta dalam sesi terapi untuk mempelajari teknik-teknik yang dapat diterapkan di rumah. Dokter dan terapis hanya bisa melakukan pengamatan sesekali, namun yang bersama dengan anak adalah keluarganya, untuk itu Keluarga yang bekerja sama dalam memantau kemajuan anak akan lebih mudah mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian khusus, dan mereka dapat mendiskusikan langkah yang tepat bersama-sama.
- Dukungan Moral dari Keluarga yang Lain
Mendapatkan dukungan moral dari keluarga lain bisa membatu sharing pengalaman dan rasa. Bergabung dalam komunitas atau kelompok dukungan keluarga yang memiliki pengalaman serupa dapat memberikan perspektif baru dan dukungan moral. Adakalanya pengalaman yang sudah dialami keluarga yang lain bisa menjadi solusi yang baik terhadap kondisi yang dialami anaknya.
Kondisi saat ini yang serba digital, tidak menutup kemungkinan keluarga bisa mendapatkan arus informasi dengan begitu cepat. Hanya dengan sekali klik dan search bisa mendapatkan banyak informasi. Begitu pula terkait mencari keluarga yang memiliki persamaan kondisi anak. Ada komunitas di sosial media misalnya, selain itu terkait informasi perkembangan anak bisa mengakses orangtuahebat.id
Itulah beberapa tips bagi keluarga Indonesia. Kolaborasi keluarga adalah fondasi penting dalam mengasuh dan mendukung perkembangan anak dengan autisme. Dengan melibatkan setiap anggota keluarga secara aktif, memberikan dukungan emosional, dan menciptakan lingkungan yang penuh cinta serta penerimaan, anak dengan autisme dapat berkembang sesuai potensinya. Selain itu, kolaborasi keluarga juga memberikan kekuatan emosional bagi semua anggota keluarga, membantu mereka untuk terus maju menghadapi tantangan, dan menikmati kemajuan serta kebahagiaan yang dicapai bersama.
Referensi:
Tim Promkes RSST. “Autisme”. 07 Oktober 2022 (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1631/autisme) diakses 13 November 2024
Detik Health. “Wamenkes Ungkap 2,4 Juta Anak di Indonesia Idap Autisme” 13 Mei 2024. (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7336606/wamenkes-ungkap-2-4-juta-anak-di-indonesia-idap-autisme) diakses 13 November 2024.
Redaksi Ilmiah. “Jumlah Anak Pengidap Autis di Indonesia Mencapai 2,4 Juta, Perlu Perhatian Lebih.” 24 September 2024. (https://ilmiah.id/jumlah-anak-pengidap-autis-di-indonesia-mencapai-24-juta-perlu-perhatian-lebih/) diakses 13 November 2024
Masyarakat Peduli Autis Indonesia. “Tantangan dari Keluarga Bersar Anak dengan Autisme” 30 Maret 2021. (https://autismindonesia.org/id/tantangan-dari-keluarga-besar-anak-dengan-autisme/) diakses 13 November 2024
Anak Mandiri. “Pentingnya Dukungan Keluarga Bagi Perkembangan anak Penyandang Autis” 9 Juli 2024 (https://www.anakmandiri.org/2024/07/09/pentingnya-dukungan-keluarga-bagi-perkembangan-anak-penyandang-autis/) diakses 13 November 2024
ALAMSYAH, S.KM
Penyuluh KB Ahli Muda
Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Mengenal Anak dengan Autisme : Bagaimana Stimulasi Perkembangannya?” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).
Salam Admin. Maaf ini tulisan saya Atas nama Alamsyah PKB dari Sulawesi Barat.
Kader Dumai riau