Siapa yang tidak cemas bahkan stress ketika mendengar si buah hati yang dilahirkan berpotensi stunting?
Istilah stunting menjadi istilah yang popular saat ini terutama di kalangan para ibu. Keadaan stunting kerap dipahami sebagai keadaan kurang gizi pada anak. Hal ini kemudian dimaknai dengan beragam tindakan oleh orang tua. Tidak semua tindakan yang mereka lakukan tepat, apalagi ketika tujuan yang dikejar hanya penambahan berat badan. Jika anak tumbuh dan gendut dianggap sehat dan bebas stunting.
Menurut WHO, kondisi stunting setidaknya dapat dikenali dari tinggi badan yang berada minus 2 dari standar deviasi referensi pertumbuhan WHO. Dan seorang anak dikategorikan mengalami stunting parah jika tinggi badannya berada dibawah minus 3 dari standar deviasi referensi pertumbuhan WHO. Akan tetapi, anak yang pendek tidak serta merta divonis mengalami stunting. Hal itu karena tinggi badan tidak hanya dipengaruhi oleh asupan nutrisi tetapi juga faktor genetik keturunan.
Tabel Panjang Badan Bayi Sesuai Umur: 0 hingga 2 tahun
- Tabel Panjang Badan Bayi Laki-Laki
- Tabel Panjang Badan Bayi Perempuan
Seorang bayi atau anak dapat dicurigai beresiko stunting ketika memiliki berat badan dan tinggi badan dibawah rata-rata anak seusianya, memiliki tulang yang lebih pendek karena pertumbuhan tulang terhambat dan cenderung lebih rentan terserang penyakit. Perkembangan bayi balita stunting juga terlambat dibanding anak seusianya.
Bayi hingga usia 24 bulan berada pada periode emas pertumbuhan dan perkembangan atau dikenal juga dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada periode ini terjadi pertumbuhan yang pesat. Perkembangan pesat pada periode emas ini merupakan tantangan bagi setiap orang tua. Keterlambatan perkembangan pada masa ini akan sulit untuk diperbaiki kedepannya.
Otak bayi berkembang hingga 64% pada 90 hari pertama setelah lahir dan mencapai setelah ukuran otak orang dewasa pada usia 3 bulan. Pada usia satu tahun, rata-rata ukuran otak bayi menjadi dua kali lipat ukuran otak mereka saat lahir. Dan pada usia dua tahun, berat otak telah mencapai 75% otak orang dewasa. Perkembangan pesat otak ini akan maksimal jika didukung dengan asupan nutrisi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup baik dari orang tua maupun lingkungan sekitar bayi. Masa perkembangan otak ini tidak bisa diulang atau ditunda. Sehingga apabila telah lewat, maka anak mengalami kegagalan dalam perkembangan otak dan di masa depan akan memiliki kemampuan berpikir yang lebih lambat dan lebih rendah daripada anak seusianya. Ciri tersebut juga menjadi salah satu indikasi anak mengalami kondisi stunting.
Selain pertumbuhan fisik dan otak, tentu saja anak juga mengalami perkembangan pesat lainnya pada 1000 HPK. Perkembangan tersebut yaitu: kemampuan bahasa yang mengalami perkembangan pesat pada usia 9 – 10 bulan dengan masa kritis yang dimulai pada usia 1 tahun, kemampuan motorik dan sensorik, serta perkembangan emosional dan sosial.
Bagaimana jika anak telah divonis beresiko stunting sedari lahir?
Orang tua dengan bayi yang beresiko mengalami stunting sedari lahir harus sigap melakukan chatch up growth atau kejar tumbuh kembang sedini mungkin. Bayi yang memiliki resiko stunting adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah atau dibawah 2500 gram dan bayi yang lahir belum cukup bulan atau prematur. Kejar tumbuh kembang ini dapat dilakukan sebelum bayi berusia 2 tahun. Agar kejar tumbuh kembang dapat dilakukan dengan maksimal pada bayi dengan resiko stunting, peran serta dan kerjasama orang tua maupun pengasuh sangat diperlukan. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan pada saat kejar tumbuh kembang bayi:
- Memberikan asupan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan sesuai usia.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir hingga berusia 6 bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian MP-ASI ini harus sesuai dengan kondisi dan usia bayi.
- Memberikan stimulasi atau rangsangan yang melatih pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia dan fase perkembangan.
Rangsangan pada bayi dilakukan sejak bayi baru lahir melalui sentuhan. Rangsangan membantu bayi mengembangkan kemampuannya dengan lebih baik. Rangsangan yang diberikan harus sesuai kondisi dan tahap perkembangan bayi.
- Memastikan anak yang beresiko stunting tidur dengan cukup dan berkualitas.
Tidur yang cukup dan berkualitas dapat merangsang produksi hormon pertumbuhan. Kebutuhan tidur pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Bayi baru lahir disarankan untuk tidur sebanyak 14-17 jam per hari. Bayi berusia 4-11 bulan disarankan untuk tidur sebanyak 12-15 jam per hari. Bayi usia 1-2 tahun disarankan tidur sebanyak 11-14 jam per hari.
- Rutin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak ke posyandu dan berkonsultasi pada tenaga kesehatan agar diberikan penanganan yang tepat sesuai masalah yang dimiliki oleh anak.
Dengan melakukan kunjungan ke posyandu, orang tua tidak hanya mengetahui informasi berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala anak. Anak juga akan mendapatkan imunisasi yang akan mencegah anak terserang virus dan terinfeksi penyakit yang dapat mengganggu dan memperlambat tumbuh kembangnya pada 1000 HPK.
- Mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pola asuh yang benar untuk mencapai tumbuh kembang balita yang optimal.
Orang tua yang memiliki anak balita dapat menjadi kelompok BKB. Kelompok BKB akan didampingi oleh pengelola dan kader BKB yang berasal dari daerah setempat. Dalam kegiatan BKB, orang tua akan mempelajari poin-poin penting dalam membina tubuh kembang anak. Orang tua akan mendapatkan pengetahuan mengenai nutrisi, gizi dan stimulasi/rangsangan yang dibutuhkan bayi dan balita sesuai usia dan tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Orang tua juga akan mendapat edukasi yang akan menambah wawasan mengenai pola asuh yang benar sehingga mampu memaksimalkan tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Kader BKB yang berasal dari warga setempat juga akan memudahkan orang tua untuk berdiskusi mengenai tumbuh kembang anak. Untuk itu, para orang tua yang memiliki bayi dan balita, alangkah baiknya untuk berperan aktif memaksimalkan tumbuh kembang anak dengan bergabung sebagai kelompok BKB.
“Sedia Payung Sebelum Hujan”, ayo pantau perkembangan anak kita semenjak dari kandungan untuk mengantisipasi potensi stunting kepada anak kita namun jika sudah terjadi potensi stunting itu bukan akhir dari segalanya. Ayah dan Bunda masih bisa memaksimalkan kejar tumbuh kembang anak kita selagi masih dini atau sebelum umur 2 tahun. Masa depan anak berada di tangan Ayah dan Bunda, mari kita berikan yang terbaik buat anak-anak kita. Dan jangan lupa ayo ke posyandu dan BKB!
Referensi:
https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/length-height-for-age diakses 12 Agustus 2023
https://www.science.org/content/article/baby-brains-grow-64-first-90-days#:~:text=Starting%20at%202%20days%20old,a%20study%20in%20JAMA%20Neurology. diakses 12 Agustus 2023
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/tahap-perkembangan-otak-anak diakses 12 Agustus 2023
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting diakses 12 Agustus 2023
https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/7233/intervensi/75706/pembinaan-poktan-bina-keluarga-balita-bkb diakses 12 Agustus 2023
Profil Penulis
Nofi Ariyanto, S.Pd
PKB Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Kejar Tumbuh pada Balita” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).