Halo, Ayah Bunda para orang tua hebat di seluruh Indonesia. Sebagai orang tua tentu kita selalu mengharapkan anak yang menjadi buah hati kita dapat bertumbuh dan berkembang secara baik sesuai dengan usianya. Ayah Bunda pasti selalu merasa bangga dan bahagia dengan tingkah si kecil yang sehat, aktif dan selalu menunjukkan kemampuan baru pada masa tumbuh kembangnya. Sehingga Ayah Bunda yakin si kecil tidak stunting. Tapi ternyata jika si kecil megalami stunting bagaimana? Apa yang harus dilakukan Ayah dan Bunda sebagai orang tua jika setelah diperiksa ternyata si kecil terindikasi stunting?
Jangan patah semangat yaa Ayah Bunda. Kondisi si kecil yang terindikasi stunting masih dapat diptimalkan agar si kecil tetap menjadi generasi yang berkualitas dan tetap sehat di masa yang akan datang. Ikuti strategi “ KEJAR TERUS” berikut ini yaa Ayah Bunda.
- K (Konsultasikan kondisi si kecil yang mengalami Stunting kepada Ahli)
Sebagaimana diketahui bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang dan tinggi badan anak berada dibawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Jadi Ayah Bunda bukan sembarang orang ya yang bisa memberikan label stunting kepada si kecil. Diagnosa anak yang mengalami stunting harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Ayah Bunda bisa melakukan konsultasi secara langsung kepada tenaga kesehatan seperti Bidan, dokter, ahli gizi, terkhusus dokter spesialis anak mengenai kondisi stunting yang dialami oleh si kecil sehingga tenaga kesehatan bisa memberikan arahan ataupun tata laksana penanggulangan stunting yang dialami oleh si kecil.
- E (Edukasi secara Baik kepada Orang Tua)
Sebagai orang tua, Ayah Bunda juga berhenti untuk tetap mau belajar ya. Kondisi anak yang mengalami stunting membutuhkan perhatian yang lebih intensif dari orang tua. Ayah Bunda harus senantiasa memperkaya bahan pembelajaran terkait bagaimana upaya dalam menangani si kecil yang mengalami stunting. Ikuti kelas seminar baik offline maupun online yang membahas mengenai perawatan anak yang mengalami stunting. Ayah Bunda juga bisa mengunjungi website orang tua hebat serta bisa juga datang ke Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satygatra) terdekat ya Ayah Bunda.
- J (Jaga Asupan Gizi Anak yang Mengalami Stunting)
Sebagaimana diketahui bahwa kondisi stunting disebabkan oleh kekurangan gizi secara kronis. Oleh karena itu penanggulangan stunting yang dialami oleh si kecil ialah dengan menjaga asupan gizi yang harus dipenuhi untuk anak. Anak yang terindikasi stunting sudah tentu harus mendapatkan tata laksana penanggulangan kekurangan gizi yang dialami. Pemberian protein hewani yang lebih banyak dan tambahan suplemen makanan yang mengandung mineral seperti Zat Besi, Kalsium dan Zinc serta pemberikan vitamin harus diberikan kepada anak yang mengalami stunting. Ayah Bunda dapat memanfaatkan sumber bahan pangan lokal yang kaya akan kandungan gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi dari anak yang mengalami stunting. Protein hewani bisa didapatkan dari sumber bahan makanan lokal seperti telur dan berbagai jenis ikan lokal seperti ikan gembung, ikan lele, ikan gabus dan sebagainya, serta kebutuhan mineral dan vitamin bisa didapatkan dari berbagai jenis kacang-kacangan, buah-buahan lokal dan sayur-mayur lokal ya Ayah Bunda.
- A (Amati secara Teliti Kondisi Anak yang Mengalami Stunting)
Kondisi si kecil yang mengalami stunting tentu membutuhkan pengamatan dan perhatian secara khusus dari Ayah Bunda . Perhatikan risiko penyakit penyerta yang dapat dialami oleh si kecil yang mengalami stunting, seperti anak yang mengalami stunting rentan mengalami Tuberculosis anak atau yang sering disebut dengan TB anak serta berbagai penyakit lain. Oleh karena itu selain memeriksakan kondisi stunting yang dialami oleh si kecil, Ayah Bunda juga perlu memeriksakan fackor risiko penyakit yang dapat dialami oleh si kecil yang mengalami stunting.
- R (Rutin Mengukur Tinggi dan Berat Badan Anak)
Hal penting harus dilakukan oleh Ayah Bunda ketika anak mengalami stunting ialah rutin , mengukur tinggi dan berat badan anak. Ayah Bunda dapat mengunjungi Posyandu, Puskesmas atau bahkan praktek dokter spesialis anak untuk memantau pertumbuhan si kecil yang mengalami stunting, apakah mengalami kemajuan dengan segala upaya penanggulangan stunting yang dilakukan ataukah memang pertumbuhan si kecil stagnan sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan stunting yang dialami oleh si kecil secara lebih intensif. Catat dan pantau tinggi dan berat badan anak di buku KIA ya Ayah Bunda.
- T (Terapkan Pola Asuh yang Kondusif)
Tetap terapkan pola asuh yang kondusif kepada si kecil yang terindikasi stunting yaa Ayah Bunda. Lakukan kerjasama yang baik antara Ayah dan Bunda dalam memberikan pengasuhan kepada si kecil. Jalin komunikasi yang sehat antara Ayah dan Bunda serta secara baik mengontrol emosi berlebihan dalam mengasuh anak yang mengalami stunting. Ayah Bunda harus melakukan manajemen stress yang baik dan terkontrol ya dalam merawat si kecil yang mengalami stunting.
- E (Eksklusif dalam Memberikan Imunisasi)
Anak yang mengalami stunting tetap harus mendapatkan imunisasi sesuai dengan usianya. Hal ini perlu dilakukan dan harus diusahakan secara eksklusif karena anak stunting memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk dapat terkena penyakit sehingga harus mendapatkan layanan imunisasi secara baik dan lengkap sebagai upaya untuk mencegah anak stunting terkena penyakit yang dapat dicegah dengan terbentuknya antibody dari imunisasi yang didapatkan. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu meliputi Tuberculosis, campak, difteri, bentuk rejan (pertusis), tetanus, polio, hepatitis B, Haemofilus Influeenza, dan Measles (campak). Pastikan si kecil yang terindikasi stunting mendapatkan imunisasi yang lengkap yaa Ayah Bunda.
- R (Rawat Anak Stunting dengan Seksama)
Merawat anak stunting sudah tentu membutuhkan fokus , kesungguhan serta kerja sama yang baik dari Ayah Bunda selaku orang tua. Tetap semangat dan terus rawat si kecil yang terindikasi stunting agar kondisinya tetap terjaga baik dan tidak bertambah parah. Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada si kecil. Maksimalkan 8 (delapan) fungsi keluarga yang meliputi fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi serta fungsi keluarga dalam pembinaan lingkungan secara baik dalam memberikan perawatan yang seksama kepada anak yang mengalami stunting.
- U (Upayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang Optimal)
Ayah Bunda sudah tentu harus selalu membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat bersama si kecil yang mengalami stunting. Pilar PHBS dalam rumah tangga senantiasa harus Ayah dan Bunda lakukan, yaitu meliputi mencuci tangan menggunakan sabun, tidak merokok didalam rumah , serta menggunakan jamban sehat (yang berupa leher angsa dan memiliki septic tank). PHBS yang dilakukan secara baik semoga dapat memperbaiki kondisi stunting dialami oleh sikecil yaa Ayah Bunda agar kondisi stuntingnya tidak semakin parah.
- S (Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Secara Baik)
Hal yang juga penting dilakukan oleh Ayah Bunda ialah melakukan stimulasi yang baik kepada si kecil yang mengalami stunting untuk tetap dapat melatih perkembangannya. Ayah Bunda dapat menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) untuk melatih dan memantau perkembangan si kecil. Dalam KKA Ayah Bunda dapat melatih tugas perkembangan si kecil sesuai dengan usianya. KKA dapat melatih dan memantau 7 (tujuh) aspek atau indikator perkembangan si kecil ya Ayah Bunda yaitu yang meliputi gerakan kasar, gerakan halus, kecerdasan si kecil, komunikasi aktif, komunikasi pasif, kemampuan si kecil dalam menolong dirinya sendiri serta tingkah laku sosial si kecil. Pastikan anak yang terindikasi stunting tetap mendapatkan stimulasi perkembangan yang baik yaa Ayah Bunda.
Demikianlah langkah strategis yang bisa Ayah dan Bunda lakukan dalam upaya memberikan perawatan pada anak yang mengalami stunting. Semoga bermanfaat.
KEJAR TERUS ya Ayah Bunda!
Akhmad Rapiudin, S.K.M
Penyuluh Keluarga Berencana Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Terdiagnosa Stunting, Bagaimana Perawatannya?” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2024).