Tantangan pengasuhan di era digital salah satunya adalah maraknya penggunaan gadget seperti smartphone, laptop, dan tablet untuk anak-anak. Tak hanya satu atau dua orang tua yang mengeluh betapa sulitnya ‘melepas’ gadget dari si Kecil. Generasi masa kini yang sangat lekat dengan kemajuan teknologi informasi mengenal gadget bukan sebagai barang asing. Digitalisasi di semua lini kehidupan memang membuat hidup kita menjadi lebih mudah mendapatkan informasi dan terhubung dengan siapapun. Tidak jarang, orang dewasa pun juga menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya dengan menatap layar. Kondisi ini tampaknya cukup mengkhawatirkan jika dialami pula oleh anak-anak. Penting bagi orang tua untuk menyadari dan membatasi jumlah waktu yang anak-anak habiskan di depan layar setiap harinya.
Screen time yang berlebihan pada anak dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan fisik serta mental emosionalnya. Saraf mata yang tegang, gangguan tidur, berkurangnya interaksi sosial, hingga gangguan perilaku dapat dialami oleh anak-anak yang ‘kecanduan’ main gadget. Berbagai referensi menunjukkan bahwa paparan game online atau tontonan yang bergenre action, crime dan mafia yang dapat diakses oleh si Kecil, dapat berdampak pada meningkatnya tingkat agresivitas anak. Bermain handphone secara terus-menerus juga dapat menyebabkan kecanduan dan akan mengganggu perkembangan fungsi otak anak utamanya di bagian Prefrontal Cortex. Otak bagian ini memiliki tugas untuk mengatur kontrol diri, mengontrol emosi, pengambilan keputusan, bertanggung jawab, hingga nilai-nilai moral lainnya. Kecanduan gadget terbukti dapat mengganggu fungsi dari Prefrontal Cortex tersebut. Kebablasan bermain gadget juga akan memicu si Kecil enggan berinteraksi dengan dunia nyata. Mereka merasa nyaman dalam dunia maya, enggan melakukan aktivitas atau permainan fisik, dan hal tersebut dapat memicu gangguan kesehatan lain seperti obesitas.
Tak dapat dipungkiri, pemanfaatan internet memang dapat memberikan dampak positif apabila digunakan sesuai dengan porsinya. Sayangnya, anak-anak belum dapat dipercaya sepenuhnya untuk menggunakan internet sesuai fungsinya. Berikut adalah tips yang bisa orang tua lakukan supaya si Kecil tetap bisa berselancar dengan aman dan nyaman di dunia maya.
- Tetapkan Batasan Screen Time
Batasan screen time sangat diperlukan agar Si Kecil terlindung dari bahaya ‘kecanduan’ internet. Orangtua dapat mengadopsi batasan waktu screen time yang telah ditetapkan oleh WHO ataupun IDAI sebagai berikut,
- Bayi kurang dari 1 tahun hingga anak usia 1 tahun tidak disarankan melakukan screen time. Screen time yang diperbolehkan hanya sekedar video call dengan keluarga yang lokasinya jauh.
- Anak usia 2 tahun disarankan melakukan screen time tidak lebih dari satu jam atau semakin sedikit lebih baik.
- Anak diatas 2 tahun disarankan tidak melebihi waktu 2 jam pada waktu screen time.
Dengan adanya batasan screen time tersebut, maka orang tua juga harus menerapkan pola tidur yang cukup dan berkualitas serta aktivitas fisik yang seimbang. Temani anak-anak untuk bermain di rumah, beraktivitas di luar ruangan sekedar berjalan-jalan di taman, atau membacakan buku cerita. Ajak anak untuk terlibat dan orangtua harus disiplin serta konsisten dalam menerapkan aturan screen time.
- Selektif Memilihkan Aplikasi untuk Anak
Jauhkan anak dari aplikasi-aplikasi yang berisiko menampilkan adegan kekerasan ataupun tampilan seronok yang bisa saja muncul sewaktu-waktu. Orangtua dapat menginstal beberapa jenis aplikasi yang ramah dan bersahabat bagi anak diantaranya,
Aplikasi ini merupakan mesin pencari dari Google yang dirancang khusus anak-anak. Melalui browser ini, hasil pencarian akan terfilter dari konten-konten negatif yang mungkin muncul.
- Youtube Kids.
Siapa yang tidak suka menonton Youtube? Orang dewasa pun suka menyimak berbagai konten yang ditayangkan oleh Youtube. Nah, untuk menjaga keamanan tayangan si Kecil saat menyimak video dan konten-konten di dunia maya, Youtube Kids adalah pilihan tepat untuk di install. Semua konten yang ada di Youtube Kids telah terfilter dengan baik agar disesuaikan dengan tayangan yang layak untuk anak-anak.
- Messenger Kids.
Aplikasi dari Facebook ini dirancang untuk anak berusia di bawah 13 tahun yang dapat digunakan sebagai media chatting dan video call dengan teman dan keluarga. Tentunya segala aktivitas di Messenger Kids telah mendapat persetujuan orangtua. Pihak Facebook juga melansir bahwa fitur ini tidak memiliki iklan sehingga lebih aman bagi anak.
- Temani Anak Saat Bermain Gadget dan Tetap Ajak Berinteraksi
Jangan biarkan anak sendirian saat bermain gadget. Berikan pendampingan atas tayangan yang sedang disaksikan si Kecil dan ajaklah ia tetap berinteraksi saat screen time. Misalnya, tanyakan tayangan apa yang sedang dia tonton, siapa tokoh utamanya, atau pertanyaan apapun yang terkait dengan konten yang sedang disaksikan. Hal ini bertujuan supaya anak tidak melulu menatap layar gadget serta memberikan kesadaran supaya tetap terkoneksi dengan dunia nyata.
- Orang Tua Memberi Teladan
Anak adalah peniru ulung, jadi jangan salahkan Si Kecil ya jika mereka enggan jauh-jauh dari gadgetnya ternyata karena melihat dan meniru orangtuanya. Orangtua harus memberikan teladan melalui sikap bukan sekedar arahan. Jika orangtua melarang si Kecil makan sambil menonton gadget, maka jangan sampai malah orangtua memberi contoh menikmati makanan sambil menyaksikan tayangan favoritnya di gadget. Luangkan waktu berkualitas bersama anak-anak tanpa ada gangguan gadget atau tergoda untuk membuka gadget. Jika anak-anak punya batasan screen time, orangtua juga harus disiplin memiliki batasan untuk menggunakan gadgetnya secara bijak.
Referensi :
- Aheniwati. (2019). Pengaruh Internet Bagi Anak. Jurnal Edukasia, 6(2). 53-60
- Hidayatuladkia,dkk (2021). Peran Orang Tua dalam Mengontrol Penggunaan Gadget pada Anak Usia 11 tahun. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 5(3). 363-372
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/keamanan-menggunakan-internet-bagi-anak diakses 31 Juli 2023
- https://id.theasianparent.com/screen-time-anak diakses 31 Juli 2023
- https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/19/095337471/3-aplikasi-aman-bagi-anak-dari-konten-negatif?page=all diakses 31 Juli 2023
- Ilustrasi gambar dari freepik.com
Profil Penulis
Anindhita Setianingrum, S.Psi, M.Kes
PKB Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Internet Aman Bagi Si Kecil” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).