Tangisan bayi di siang hari dan di kesunyian malam hari akrab pada telinga ibu dan ayah tatkala memiliki bayi dan anak kecil. Sementara itu, kelucuan dan keluguannya membawa senyuman lebar bagi siapapun yang melihat dan bercengkerama bersamanya.
Dalam keseharian, orangtua mendampingi balita di setiap saat, terlebih di seribu pertama kehidupan. Pemantauan tumbuh kembang anak balita guna mengetahui berat badan serta tinggi badannya. Mulai dari rumah, orangtua memantau kemajuan pertumbuhannya. Pengamatan yang ada dalam keluarga sangat diperlukan untuk memantau perkembangan balita dari hari ke hari.
Adalah surga berada di bawah telapak kaki ibu. Ya, dengan sabar ibu mengajarkan pekerti dan mental anak di keluarga tanpa henti guna mengantarkan anaknya menjadi pribadi-pribadi yang handal. Sosok ibu yang telah memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada keluarga. Cintanya dalam keluarga tidak sebatas perasaan, tetapi diimplementasikan pada perhatian, saling menghargai, tanggung jawab dan perilaku.
Berbangga hatilah memiliki orangtua hebat. Mereka rela berjuang hidup demi nasib anak-anaknya, dengan tulus ikhlas mengasuh dan mendidik kita. Dari kelembutan hati dan keanggunan laku ibu, ia memberikan stimulus untuk menumbuhkan potensi-potensi. Betapa besar kontribusi ibu dalam membangun sebuah peradaban yang diawali dari keluarga kecil. Kaum perempuan (ibu) dengan pembuktian diri bahwa kehadirannya vital bagi keberlangsungan hidup umat manusia.
Anak biasa menggunakan pancainderanya untuk menangkap “sinyal” kehidupan di keluarga dan masyarakat. Pola asuh dalam keluarga direspon anak dengan pelbagai cara, bisa mengingat, merekam atau meniru. Lewat indera penglihatan misalnya, anak melihat perilaku keseharian ayah-ibu.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik anak-anak melihat potret keluarga. Dari kebiasaan ibu dan ayah, anak masih merekam jelas dalam ingatan. Tanpa disadari telah banyak kebiasaan-kebiasaan orangtua yang diadopsi anak, mulai dari penggunaan bahasa dalam keseharian sampai pada perilakunya.
Kasih ibu sepanjang beta. Kasih ayah sepanjang perjalanan hidup. Seiring pertumbuhan dan perkembangan anak, kehadiran ayah sangat dinanti, terutama pada pendidikan keluarga. Kehadiran ayah dan ibu bukan hanya andil kecil. Kehadirannya begitu dinanti di setiap saat, karena selalu memberikan kasih sayang.
Mungkin awalnya banyak yang beranggapan bila mengurus rumah, mengasuh dan mendidik anak, serta memasak merupakan tanggung jawab seorang ibu. Tentu anggapan itu keliru. Karena sosok ayah adalah seorang penanggung jawab keluarga, ikut menentukan nasib anak-anaknya. Yaitu mengajarkan norma keluarga dan sosial, memberikan contoh yang berkelanjutan. Sebab materi pesan menempel kuat pada kehidupan anak. Yang mana perilaku itu dibawa dalam kesehariannya pada kehidupan sosial yang dinamis.
Ada beberapa hal yang menjadi kebahagiaan bagi penghuni rumah, yaitu; pertama, merasa senang ketika di rumah. Senang dan sehat beriringan. Orangtua atau keluarga yang membiasakan hidup sehat senantiasa menjaga kebutuhan gizi anak-anaknya, apalagi anak tersebut masih di usia balita. Kesehatan pada seluruh personil keluarga diperhatikan beserta merawat kebersihan rumah dan lingkungan. Dalam keseharian dipilihkan makanan yang bergizi dan sehat. Seluruh anggota keluarga mendapatkan asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya. Senang ketika melihat anak-anak tumbuh sehat.
Kedua, merasakan kepedulian dalam pola pengasuhan. Kepedulian orangtua dan anggota keluarga kepada anak kecil tentu saja berbeda dengan anak usia sekolah. Perlakuan dan perhatian yang dibutuhkan anak memiliki jenis dan porsi yang berbeda juga. Ibu dan ayah yang sehari-hari bertemu dengan balita di rumah sebaiknya memahami kondisi balitanya. Menemani hari-hari si kecil dengan bermain dan belajar yang mengiringinya dalam tumbuh kembang.
Ketiga, merasa tercukupinya keperluan keluarga. Dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga, setiap keluarga memiliki pertimbangan masing-masing. Kebutuhan itu bisa berupa barang, jasa atau pun keperluan-keperluan lainnya dianggap perlu segera dipenuhi. Dengan kata lain, penggunaan materi di keluarga lebih ditekankan pada tingkat kepentingan dan kebutuhan anak-anak dan keluarga.
Kesenangan dan keceriaan anak-anak merupakan kebahagiaan yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Jika orangtua merasa bahagia dalam mendampingi putra-putrinya, pastilah dirasakan hal yang serupa oleh si kecil. Baik saat terlibat bermain, menemani belajar maupun saat meluangkan waktu untuk bercengkarama selalu merasa bahagia.
Profil Penulis
Teguh Pamungkas, S.Sos
ASN Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan
___
Tulisan ini merupakan artikel terpilih dalam Ajakan Menulis Artikel Orang Tua Hebat dengan tema “Happy Parenting for Happy Children” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN (2023).